Senin, 14 Mei 2012

Study Tour

sekedar posting sebuah postingan dari blog lama gue.  udah lama banget nih, sekitar 3 tahun yang lalu. gaya bahasanya beda sama yang sekarang.oke, cekidot..

Hari itu, kamis 25 Juni 2009, pagi yang cerah dan mentari tersenyum menyapaku. Aku tiba di kampus setelah 10 menit berjalan kaki dari kost-an ku. Didepan gedung fisip sudah ada beberapa orang yang berkumpul. Satu buah bis juga sedang menunggu kedatangan para mahasiswa jurusan Ilmu Pemerintahan dan Ilmu Administrasi Negara yang akan pergi ke Gedung Arsip Nasional dan Museum Fatahilah di Jakarta. Ya, hari ini kami akan study tour untuk memperdalam ilmu dalam mata kuliah Sejarah Pemerintahan Indonesia. Aku pun berbaur dengan teman-temanku yang sudah duluan datang. Kami menunggu anak-anak yang belum datang sambil mengobrol. Beberapa menit kemudian satu persatu mereka berdatangan sampai semuanya telah datang. Upacara pelepasan dilaksanakan dengan sederhana yang di pimpim oleh Dekan Fisip Bapak Aos Koswandi untuk memberikan sedikit pesan dan wejangan kepada anak didiknya sebelum meninggalkan kampus. Kami pergi bersama dosen pembimbing kami yaitu Ibu Eni dan Pak Andi.
Kami pun naik kedalam bis yang berisikan kurang lebih 30 kursi, lengkap dengan pendingin ruangan serta satu buah televisi. Bis yang merupakan milik universitas ini terbilang masih sangat baik kondisinya serta nyaman. dan sesaat kemudian berangkatlah rombongan kami meninggalkan kampus Unisma Bekasi. Dalam perjalanan kami saling bercanda, berbagi cerita, ada juga yang tidur, mendengarkan musik, dan lain sebagainya.
Pada pukul 9.30 kami tiba di gedung arsip nasional atau disebut juga ARNI (Arsip Nasional Republik Indonesia). Kami pun masuk kedalam gedung yang jika kita lihat dari pintu masuk maka akan tampak di sebelah kanan ada diorama perjuangan Indonesia, kemudian ada semacam relief yang menggambarkan presiden Indonesia dari pertama sampai yang sekarang, yang diatasnya bertuliskan “Senyuman Indonesiaku”. Di depan pintu ada tempat penerimaan tamu atau recepsionis dengan background patung burung garuda yang diapit oleh foto presiden dan foto wakil presiden Indonesia. Sementara di sebelah kanan terdapat miniature atau maket gedung arsip serta plakat peresmian dan renovasi gedung arsip nasional. Ada juga beberapa tempat duduk atau ruang tunggu. Karena pemandunya masih melayani para pengunjung lain, maka kami pun menunggu sambil mengamati benda benda yang ada diana. Tidak lupa juga kami mengabadikannya dengan berfoto bersama.
Setelah pengunjung lain telah selesai, kami pun diperbolehkan untuk naik ke lantai dua. Dengan menaiki tangga. Ternyata di sini adalah tempat pajangan foto-foto tentang perjuangan bangsa Indonesia sampai merdeka, kegiatan pemerintahan Indonesia dari jaman dulu sampai sekarang. Dan banyak lagi foto-foto lainnya. Kemudian aku dan anak-anak lainnya melihat-lihat dan membaca serta mencatat semua informasi yang ada, dan yang tidak kalah pentingnya, foto-foto bersama .Selanjutnya kami dipandu untuk memasuki ruangan yang dipenuhi dengan kursi-kursi dan meja yang berjajar rapi seperti ruang sidang. Dengan meja khusus untuk pembicara yang berada di depan, leng kap dengan laptop, dan projector. Sebenarnya lebih mirip ruang pertemuan atau ruang seminar, bisa juga ruang rapat, atau yang sebagainya. Pemandu tadi pun membuka acara dengan memberikan ucapan selamat datang pada rombongan kami, dan beliau langsung mempersilahkan kami untuk menonton film pendek tentang gedung arsip nasional sebagai gambaran awal kami untuk mengenal gedung arsip nasional ini.
Setelah lampu dimatikan, diputarlah film pendek tersebut. Segala informasi mengenai gedung arip nasional mulai dari sejarahnya, kegunaan, proses pengarsipan, dan lain sebagainya dijelaskan dalam film yang berdurasi kurang lebih 10 menit ini. Banyak informasi dan pengetahuan yang dapat diambil dari film tersebut.
Setelah film selesai, datanglah seorang arsiparis bersama bapak Andi, dan pemandu yang tadi yang bernama ibu Sri beliau menempati bangku didepan yang untuk pembicara. Dimulai dengan memperkenalkan diri, bapak itu bernama Langgeng. Beliau adalah seorang lulusan Sejarah. setelah mengucapkan sambutannya, Bapak Langgeng kemudian menjelaskan tentang koleksi-koleksi yang dimiliki oleh ANRI, macam-macamnya, serta hal-hal lain yang lebih detail mengenai arsip nasional ini, khususnya yang menyangkut tentang sejarah pemerintahan Indonesia. Sesi Tanya jawab dibuka setelah penjelasan yang dibawakan oleh pak Langgeng selesai. Dan kunjungan di ruang ini pun kami lengkapi dengan penyerahan tanda mata dari universitas dan diakhiri dengan acara foto bersama.
Kemudian dari ruangan itu, kami diperbolehkan masuk ke ruang baca atau perpustakaan. Dialam ruang baca terdapat banyak buku tentang arsip, sejarah, serta buku lainnya. Di sana juga terdapat beberapa unit computer untuk mengakses informasi tentang arsip. Dan koleksi yang dimilikinya. Sayang waktu kami terbatas, karena kami juga akan melanjutkan perjalanan menuju museum fatahilah dan saat itu waktu telah menunjukan sekitat pukul 12 siang. Keluar dari gedung A kami foto bersama di halaman gedung ANRI, setelah itu kami menuju mushola untuk sholat dzuhur.
Selesai sholat kemudian kami menuju bis untuk makan siang. Karena lapar dan capek kami pun makan dengan lahapnya. Setelah makan siang, perjalanan pun dilanjutkan kembali. Kali ini menuju museum fatahilah, Jakarta Barat. Perjalanan kali ini sepertinya rombongan sudah banyak yang capek, apalagi sesudah makan pastinya semua terdiam di kursi masing-masing dan banyak pula yang tertidur, hanya sedikit saja dari mereka yang masih mengobrol dan bercanda. Cukup lama kami menempuh perjalanan ini. Ditambah dengan macetnya lalu-lintas di Jakarta.
Setelah melewati kota tua yang banyak sekali bangunan bangunan besar yang sudah tua dan bernuansa eropa, beberapa menit kemudian kami pun tiba di Museum Fatahilah. Museum ini berada dekat Stasiun Kota, Jakarta barat. Gedung yang memiliki luas halaman kira-kira 200 meter persegi dan di sana banyak sepeda ontel yang disewakan untuk para pengunjung, serta tempat yang sangat bagus untuk bersantai saat sore hari karena nuansanya yang damai, dan bersahabat. Banyak pengunjung yang terdiri dari berbagai usia, namun lebih banyak anak-anak muda yang sedang santai sore, nongkrong bersama teman atu foto-foto di halaman gedung tersebut.. Sedangkan gedungnya terbilang sangat besar juga, dengan nuansa jaman dulunya masih terasa kuat, tapi masih telihat kokoh. Kami pun langsung masuk kedalam gedung museum. Setelah membayar karcis masuk museum, kemudian kami di pandu oleh seorang pemandu bersafari warna biru tua, seorang laki-laki tua dengan kumis baplang sepeperti pak raden, dan kulit sawo busuk, serta perawakan yang tinggi kurus, wajahnya tidak kalah sangar dengan ketua KPK nonaktif, Antasari Azhar. Dia kelihatannya sudah lama menjadi pemandu wisata di rumah tua tersebut.
Kami kemudian diajak menuju suatu tempat yang di dindingnya terdapat papan besar bertuliskan bahasa belanda. Pak kumis itu kemudian membuka acara wisata kami dengan mengucapkan selamat datang pada kami, mengenalkan sejarah gedung tua tersebut, dan dijelaskan pula arti tulisan yang ada di papan besar tersebut yang intinya berisi tentang pembangunan dan peresmian gedung tersebut. Dari penjelasannya, gedung ini dahulunya pernah dipakai untuk pengadilan, penjara bawah tanah, basis pertahanan belanda di Jakarta, serta pernah juga dijadikan tempat pembantaian orang-orang tionghoa pada jaman dahulu. Bapak itu ternyata baik juga, dibalik muka sangarnya terdapat selera humor yang tinggi. Dari situ kami diajak melihat penjara bawah tanah, bahkan kami diajak memasuki penjara tersebut. Dalam ruangan yang memiliki luas 6x3x1,68 tersebut sangat gelap, baunya tak sedap, pengap dan panas, disana juga terdapat banyak sekali bola-bola besi yang katanya adalah peluru meriam. 
Setelah penjara bawah tanah kami menuju meriam besar yang dinamai “si Jagur”, sumur tua tempat dahulu dipakai untuk minum dan mandi oleh para tahanan, lalu masuk lagi ruangan yang banyak terdapat pernak-pernik lampu hias, naik keatas ada lukisan tentang penangkapan Pangeran Diponegoro, piring dan macam-macam keramik dari cina, kursi dan meja tempat pertemuan dan sidang, pedang yang dipakai untuk hukuman pancung, prasasti dari berbagai kerajaan di Indonesia, foto-foto dan lukisan jaman penjajahan, dan masih banyak lagi yang tidak bisa aku jelaskan di sini. Entah berapa ruangan yang kami kunjungi dalam gedung itu, dan entah berapa banyak koleksi museum yang kami lihat dan semuanya sangat berkesan dan menambah banyak pengetahuanku. Selama mengelilingi gedung ini tak heti-hentinya pak kumis itu membuat kami tertawa karena kejenakaannya dan tebak-tebakan konyolnya. Dan pastinya kami tidak mau melupakam momen di setiap ruangan, maka kami mengabadikannya dengan foto-foto.
Sampai akhirnya kami pun selesai menjelajahi seluruh isi museum ini. Dan seperti biasa, penjelajahan ini kami akhiri dengan foto bersama. Selanjutnya kami bebas bermain dulu sebelum pulang. Tapi kami hanya duduk-duduk di tangga yang terdapat di depan gedung. Beberapa anak yang lain sibuk foto-foto, ada juga yang membeli jajanan yang dijual disekitar museum, dan juga ada yang mencari sasaran yaitu cewe’-cewe’. Waktu menunjukan sekitar pukul 4.30 sore ketika kami di panggil oleh anak yang lain untuk pulang. Kemudian kami pun berangkat untuk pulang dalam perjalanan kali ini kami banyak membicarakan tentang kekonyolan pak kumis tadi. Pasti ingin tertawa jika mengingatnya. Adajuga yang saling berbagi cerita dan kesan mereka ketika di museum tersebut. Ada yang bilang menyeramkan, mengasikkan, seru, menyesal karena hanya sebentar, ada juga yang menceritakan pengalamannya tentang perkenalannya dengan seorang gadis cantik yang akhirnya sangat lucu sekali karena dia ternyata di cuekin oleh gadis tersebut.
 Anak itu memang bandel, dia tidak memperhatikan pemandu, tetapi sibuk mencari sasaran yang tidak lain adalah gadis-gadis cantik. Ada-ada saja, disaat anak-anak lain membicarakan benda-benda atau koleksi dan sejarah tentang museum tersebut, dia malah membicarakan cewek’. Ada juga yang jahil mengerjai seorang teman kami sampai kami tertawa terbahak-bahak, intinya semuanya merasa bahagia, gembira, dan suka ria setelah melakukan study tour ini. 
Rasa penat kami setelah beberapa bulan belajar dan mengerjakan tugas-tugas seakan menguap. Kami tiba dikampus pukul 18.05. seterlah sholat maghrib, anak cowo’ berencana untuk makan bersama di sebuah cafe. Kami pun menuju kesana dan memesan ayam rica-rica dan bihun goreng. Karena laparnya kami sampai berebut bengambil lauknya. Kebersamaan yang indah dan nikmatnya makan bersama teman-teman berakhir ketika makanan kami habis dan semua berpisah untuk pulang ke rumah masing-masing, (tentunya setelah membayar makanan kami) Tapi momen kali ini tidak kami akhiri dengan foto-foto. Pekerjaan rumah dan tugas pun telah menyambut kami di rumah, bersiap lagi untuk melanjutkan proses perkuliahan yang sangat menjenuhkan, dan sebentar lagi UAS akan datang.

0 komentar:

Posting Komentar

please your comment here