Ada yang punya
pengalaman dengan anjing?, maksudnya dikejar anjing?. Temen-temen gue banyak
yang pernah cerita tentang pengalamannya dikejar anjing. Pengen ketawa gue kalo
dengerinnya. Ada yang lari sampai kencing dicelana, ada yang jatoh ke sawah,
ada juga yang sampe digigit binatang yang musuhan sama kucing itu. Lucu banget.
Konyol juga kan? Padahal kata orang, kita gak bakal dikejar anjing kalo tau
aturan mainnya. Simple aja; jangan lari.
Selama ini gue
belum pernah ngalamin peristiwa seperti yang dialami temen-temen gue itu.
Sampai pada hari nahas itu. Ceritanya gue lagi jogging keliling komplek
perumahan bumi bekasi baru tempat kosan temen gue. udah lama banget gue nggak
lari pagi. Sebuah rutinitas yang dulu sering gue lakukan. Minimal seminggu
sekali gue jogging. Hari itu hari sabtu, dan kuliah libur. Gue jogging sendiri
karena temen-temen gue pada gak mau dan memilih untuk ngelanjutin tidurnya.
Setelah persiapan,
pake baju dan celana olah raga, juga sepatu, gue pun langsung menyusuri jalanan
komplek. Kira-kira setelah lari-lari kecil sejauh tiga ratus meter, keluarlah
bapak-bapak dengan seokor anjing besar berwanra coklat yang diikat lehernya
dari pagar besi sebuah rumah disebelah kanan, kira-kira sepuluh meter di depan
gue. serem banget tuh anjing. Tampangnya kaya’ anjing polisi. Gue yakin kalo
anjing itu ngejar orang, nggak ada yang bisa lolos dari terkmannya. Kemudian
dari arah berlawanan ada mas-mas mengendarai sepeda lipat. Ketika melawati
rumah itu tiba-tiba dari dalam pagar besi tadi keluar dua ekor anjing kecil
belang hitam-putih. Anjing-anjing itu
mengejar mas-mas pengendara sepeda sambil menyalak. Jelas mas-mas itu kaget
banget dan berusaha mengusir dua ekor anjing yang terus menggonggong di kanan
kirinya dengan menggunakan kakinya. sepedanya hampir jatoh. Dia ketakutan
banget. tapi kemudian loloslah dia dari kejaran anjing itu karena mereka balik
lagi ke majikannya. Ada rasa kasian sekaligus lucu ngeliat kejadian tadi.
Ketika ngeliat
gue, anjing-anjing itu berlari kearah gue. gue pikir; ‘tenang aja,jangan
panic. Ambil posisi siaga, kalo mereka mendekat, jongkok. atau pura-pura
ngambil batu dan mau melemparnya’. Anjing-anjing itu pun mendekat, gue
jongkok dan mereka lari tunggang langgang ke majikannya. Gue berdiri lagi,
mereka nyamperin lagi. Gue jongkok, mereka balik lagi. Sial, deg-degan juga gue.
Gue pun berpura-pura ngambil batu dan mau ngelemparnya ketika dua anjing kecil
tadi ngejar gue lagi. Si majikan manggil-manggil mereka, anjing coklat yang di
ikat itu pun menyalak-nyalak dan berusaha mengejar gue sampai majikannya
kewalahan menahan tali pengikatnya.
Gue jongkok dan
nggak berdiri lagi, dua anjing kecil itu pun Cuma bisa menggonggong pada jarak
satu meter dari gue. gue agak lega. ‘oke buddy, calm down yee.., don’t
disturb me ok, I’m your friens..’ Tapi tanpa diduga, tiba-tiba anjing besar
coklat itu lepas dari sang majikan. Dia lari kearah gue. ‘Mamah!!’, Dia nggak
takut meskipun posisi gue lagi jongkok. Mati gue!, gak mau ambil risiko, gue langsung lari. Tiga ekor anjing mengejar gue di bayang-bayangi
sang majikan yang berusaha menangkapnya. Gue nengok ke belakang, si anjing
coklat meloncat ke arah gue berniat menyerang gue, gue menghindar, dia nyerang
lagi, gue menghindar lagi, dan gue pun jatoh dijalan. Tiga ekor anjing menyalak
di sekeliling gue. yang satu bernafsu membunuh gue. gue berusaha bertahan
sekuat tenaga menghindari serangan-serangan anjing sialan itu. ‘Jangan, gue
jangan mati disini !, pikir gue. Gue berusaha menahan serangan si coklat
dengan kaki. Di satu kesempatan, gue tendang multunya si coklat. Dia marah
besar dan menyerang gue lagi. Gue kehabisan tenaga, dan hampir nyerah. Untung
si majikan bisa menguasai si coklat, dan membawanya pulang. dua anjing kecil
pun mengikutinya. Huffh..
Napas gue
acak-acakan, dan jantung gue hampir copot. Seorang ibu dengan sapu lidi di
tangannya menyaksikan kejadian itu dari balik pagar besi rumahnya yang
bersebelahan dengan rumah si anjing.
“gak apa-apa dek?” tanyanya was
was
“nggak bu, gak kena kok,, huffh..”
“ada yang luka nggak, diobatin
aja dulu” katanya sambil nyamperin gue yang masih terduduk lesu.
“nggak ada kok bu, Cuma kaget
aja, hehe”
“beneran gak papa?, ibu ada
betadin di rumah” Tanya ibu itu sekali lagi
“bener bu, ga papa. Makasih.
Hhh..hh..h..”
“wah, sukur deh kalo gitu. Soalnya,
kemaren ada orang yang digigit”
“oia?, waduh…, hh..hhh..”
“iya, parah banget emang tuh..”
kata si ibu.
“yaudah bu mau lanjut lagi nih..”
“oh iya, hati-hati dek..”
“iya bu, makasih..”
Dengan napas yang masih
tersengal-sengal gue pun melanjutkan kembali jogging di pagi sial itu. itung-itung
pemanasan aja lah, pikir gue. Gue jadi inget, kalo malem-malem gue lewat sini
biasanya suka dikagetin sama gonggongan anjing dari dalem pintu besi itu. Dan
gue orangnya emang kagetan. Biasanya gue bales gonggongan mereka dengan acungan
jari tengah; fuc*!!, atau gue pantatin mereka. sekarang, mereka membalas
dendamnya yang selama ini mereka pendam. Siaaal..!
Kejadian itu berlangsung sangat
cepat dan berlalu begitu saja. Tapi sisa trauma masih membekas sampai saat ini.
Sekarang gue baru tau, kalo pengalaman
dikejar anjing bukanlah cerita lucu. Sama sekali nggak lucu.
0 komentar:
Posting Komentar
please your comment here