Rabu, 26 Desember 2012

DUNIA INI SEMAKIN NGGAK ADIL


Kenapa bro, sist, agak frontal ya judulnya. Ya namanya juga judul postingan. Maklum aja lah. Tapi gue emang lagi pengen menguak sisi lain dari dunia yang nggak adil ini. ini tentang ketidak adilan dunia terhadap kaum Adam alias Pria alias laki-laki alias Cowok. Dunia ini terkadang –emang sering sih- mendiskriminasikan cowok dan lebih menganak-emaskan kaum hawa alias cewek. Ada yang nggak setuju?, jangan protes dulu bro, sist, gue punya beberapa buktinya.  berikut ini gue coba paparkan bukti-buktinya. Cekidot..
Bukti Pertama;  Iklan Produk
Berapa banyak produk yang menggunakan cowok sebagai bintang iklannya?, bisa di itung lah. Dan biasanya dimana ada cowok disitu juga ada cewek. Liat aja iklan Axe. Tapi sebaliknya, banyak iklan yang menggunakan jasa cewek sebagai bintang iklannya tapi nggak ada cowok disana. Liat iklan Pocari Sweat yang JKT48.
Selain itu kita lihat juga produk-produk yang sering muncul di layar kaca. Hampir 80% iklan yang tampil adalah produk-porduk khusus wanita. Dari mulai kosmetik lah, obat pelancar datang bulan lah, pembalut lah, atau obat pembersih daerah kewanitaan. Semua kebutuhan dan kemauan cewek pasti dibikinin sama produsen.  Nggak heran, banyak banget produk-produk cewek beredar di pasaran. Nggak ada tuh yang namanya pembalut cowok, atau obat daerah kepriaan. (sori agak intim)
Bukti kedua;  Kendaraan
Baru-baru ini ada perubahan dalam perkereta-apian Indonesia.  PT KAI memberikan kebijakan baru tentang gerbong khusus wanita. Idih, keren banget kan!?. Cowok gak boleh masuk situ. Atau kalo mau lu dandan dulu sampe cantik, pake pakean cewek baru deh lu bisa masuk. ribet kan?, makanya gak usah bro. biarin aja mereka nikmatin perjalanannya dengan sesama jenis mereka disana. Gue mikir kayanya banyak yang pada ngerumpi tuh di gerbong. Gak ada yang namanya gerbong khusus pria bro, gak ada. Gak adil kan?
Bukti ketiga; Socialita
Gue pernah atau bahkan sering mengalami hal dimana temen-temen gue yang cewek lagi liat majalah dan mereka mgomongin salah satu artis yang fotonya terpampang di majalah tersebut. Dan mereka memuji artis wanita itu dengan bebasnya “anisa chibi cantik banget ya” | “iya tau, manis banget ih |Bla..bla..bla. Gue juga pernah denger cewek-cewek di warnet yang lagi liat photo seseorang di facebook dan mereka mengomentarinya “iih.., cantik banget ya Tania” | “dulu nggak secantik ini lho dia” | bla..bla..bla. dan itu wajar aja menurut semua orang. Itu hal yang lumrah. Tapi bisa dibayangin kalo cowok ngelakuin hal itu? misalnya dua orang cowok liat photo artis cowok di majalah trus mereka bilang; “iiih ganteng banget deh Christian Sugiono” | “kata gue juga apa, gue ngefans sama dia dari dulu” | “gue juga, bla..bla..bla. pasti yang ngeliatin bakalan mengernyitkan dahinya. Agak janggal rasanya.
Lebih extreme lagi kalo cewek sama cewek baru ketemuan biasa cipika-cipiki. Terus jalan berduaan gandengan tangan. Itu biasa aja. Gak ada yang aneh. Pantes aja kelihatannya. Coba deh bro lu bayangin kalo cowok sama cowok cipika-cipiki, jijik kan?. Apalagi kalo lu jalan berdua sama temen lu sesama jenis, gandengan tangan. Plis jangan deh bro!. gue yakin seisi dunia langsung nge-judge lu sebagai Gay, alias Maho. Parah banget kan. Padahal belom tentu.
Bukti Keempat: Perhatian Dunia
Untuk bukti kali ini gampang aj, ada yang namanya Miss Indonesia, Puteri Indonesia, dan di semua Negara pun sama. Pada puncaknya dipilih satu orang ratu kecantikan dunia yang biasa disebut Miss World. Itu semua berlaku untuk cewek. Gak ada yang namanya Putera Indonesia, Mr. World. Gak ada bro. gak usah ngarep pengen jadi Raja kegantengan Indonesia, atau dunia. Yang ada malah jadi Mister sok kegantengan lu.
Selain ketiga bukti diatas sebetulnya masih banyak bukti-bukti lain yang nggak gue jelasin disini. Intinya dari semua itu kita dapat belajar, bagaimana dunia mengapresiasi wanita dengan perhatian yang lebih besar daripada pria. Betapa wanita mendapatkan penghargaan besar dari dunia. Bukan maksud gue untuk memprotes ketidak-adilan dunia ini, karena dunia memang sudah diciptakan dengan begitu.
Dan pesan gue untuk ladies, jaga kehormatan kalian, tetap berusaha menjadi pribadi yang pantas dihargai. Betapa dunia ini membutuhkan kalian. Kalian yang hebat, yang bersinar, yang tahu akan norma dan etika juga adat istiadat yang baik. jadikan diri kalian yang mendapat apresiasi baik dari dunia. Dengan menjaga kepribadian dan perbuatan juga perkataan yang baik. berpakaianlah yang baik, yang sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat kita. Untuk para Muslimah cobalah untuk berpakaian yang menutup aurat.
Wanita yang cantik adalah yang dapat merubah peribadiannya menjadi sosok yang lebih baik. so, Dunia ditangan kalian ladies. kalian hancur dunia hancur. Jaga keseimbangan dunia ini. kami semua bergantung pada kalian.
Hidup Wanita Indonesia!




Senin, 26 November 2012

Ciamis-Pangandaran Trip

Halo semuanya. Gue pengen share pengalaman Gue kemaren pas liburan ke Ciamis. Kebetulan temanya cocok dengan kontes blog dari Daihatsu. Jadi begini ceritanya. Suatu malam Gue di dikabarin temen-temen kampus bahwa mereka mau jalan-jalan ke Ciamis dan Pangandaran. Kebetulan Gue lagi pengen refreshing, Gue langsung mengiyakan. Ada tujuh orang yang juga ikut, yaitu Adit, Uco, Iqbal, Arya, Lukti, Aji dan Gue.
Waktu telah ditentukan, yaitu hari jumat tanggal 26 Oktober 2012, bertepatan dengan  hari raya idul Adha. Tadinya Gue sempat berniat ngebatalin keberangkatan karena mau pulang kampung, tapi akhirnya Gue memutuskan untuk ikut berpetualang bersama kawan-kawan Gue. tempat keberangkatan dari rumah Adit di tambun. Jam 3 sore Gue dateng di rumah Adit. Disana udah ada Lukti, Adit dan Arya. Tinggal nungggu Uco sama ibay. Setelah semuanya berkumpul, (kecuali Aji karena rumahnya jauh dan ada acara keluarga juga dirumahnya) maka berangkatlah kita dari tambun menuju cikarang buat jemput Aji. Seperti biasa, Lukti menyumbang kendaraan sekaligus jadi sopir. Gue baru tau kalo Lukti bawa mobil barunya, Daihatsu Terios keluaran 2011, warna hitam metalik. Ciamik banget!
 Selain kita bertujuh, ada dua orang lagi yang ikut, yaitu yoga dan bima yang tak lain adalah sepupunya Lukti dari Garut. Ceritanya dua hari yang lalu Lukti pergi ke Garut menghadiri acara keluarganya. Dan pulang ke Bekasi kemaren sore bawa dua bocah itu. Sekarang mereka mau balik lagi ke Garut.
  Dengan sembilan orang di mobil, kita nggak ngerasa sesak karena nyamannya interior Terios berpadu dengan akselerasi mesin yang mumpuni ditambah kualitas audio yang mantap dan  terdengar enak ditelinga. Music dari radio menemani perjalanan kami.  AC nya pun terasa dingin dan sejuk.

Lukti sang pengemudi
Memasuki wilayah Bandung hujan ringan turun mengiringi perjalanan kami. Tapi tak berlangsung lama, setelah melewati gerbang tol cileunyi hujan pun perlahan mereda. Setelah menempuh 3 jam perjalanan kami pun memutuskan untuk beristirahat sejenak di sebuah rest area di daerah Dago, Bandung. Ngopi, ngemil dan tak lupa sholat ashar dan maghrib. Setelah semuanya siap, kami lanjutkan perjalanan lagi. Tujuan kami adalah Garut. Jarak dari Bandung ke Garut lumayan jauh.
Masih diiringi dengan canda tawa kami, mobil melaju menembus eksotisnya malam kota Bandung. Kilometer demi kilometer kita lewati sampai pada akhirnya menjumpai perbatasan Bandung dan Garut. Sepanjang jalan banyak banget yang menjual makanan khas pasundan khususnya derah Garut. Ada dodol Garut, peuyeum Bandung, ubi madu Cilembu, dan banyak lagi yang lainnya.
Tibalah kita dirumah bima. Disana kita masak mie instan. Waktu udah menunjukan jam 09.30 saat kita selesai makan. Abis solat isya, kita lanjut perjalanan menuju destinasi selanjutnya; Ciamis.
Setelah pamit sama keluarganya bima dan yoga, kita pun berangkat. Kali ini mobil terasa lebih leluasa dengan berkurangnnya personil petualang. Bocah juga lebih lepas becanda dan berkelakar. memasuki wilayah tasikmalaya, hujan deras mengguyur jalanan yang kami lewati. Malam semakin meninggi, gelap semakin gulita, kilat menyambar bersambut-sambutan, dingin menyelimuti malam tasikmalaya. Komplotan pemuda petualang terus melaju menembus malam tanah pasundan. Kami melewati jalanan berkelok dan menurun ditengah hujan deras. Muncul ke khawatiran Gue mengenai keselamatan kami. Tapi Gue sadar, Terios ini telah dirancang sebagai mobil penakluk segala medan. Sorotan lampu depan terasa mantap menerangi jalanan didepan kami. Rem dan ban yang tetap stabil meyakinkan Gue akan kelebihan mobil ini. ditambah dengan  kelihaian dan jam terbang sang pengemudi kita, Lukti, Gue cukup merasa tenang.  Gue nikmatin perjalanan ini dengan mendengarkan alunan lagu dari handphone Gue. Gue puter lagu sunda yang pas dengan perjalanan ini; Antara Bandung-Ciamis dari nining meida.
Hujan perlahan melambat dan berhenti saat kami memasuki daerah Ciamis kota. Tujuan kita adalah rumah neneknya Adit di kecamatan rancah. Jarak dari kota ke rancah lumayan jauh, sekitar satu jam perjalanan. Ketika akan memasuki daerah ci saga, hujan kembali mengguyur dengan lebatnya. Adit mengingatkan kami untuk berdoa karena daerah itu adalah daerah angker yang diyakini warga sekitar sebagai tempat berhantu. Disisi kanan terdapat perkebunan karet yang luas sementara disebelah kiri adalah jurang terjal. Jalanan berliku dan berkelok tajam. Konon ada sebuah rumah di dalam perkebunan karet tersebut yang mana disana dulu pernah terjadi tragedi pembantaian. Satu keluarga penghuni rumah itu dibunuh dan bekas darahnya masih terlihat hingga saat ini. entahlah. Suasana hening dan mencekam menyelimuti kita. Hanya suara petir yang terkadang memecah suasana.
suasana Cisaga. Uco (kiri) ketakutan :p

Setelah melewati daerah cisaga, lambat laun suasana kembali mencair. Kami melewatinya dengan selamat dan gak ada satu pun dari kami yang melihat penampakan. Musik dari mp3 player kembali diputar, lagu cheribelle menghibur kami setelah lalui masa-masa kelam. Semua kembali happy. Hujan kembali reda setelah memasuki daerah rancah. Tak lama kemudian kita sampai dirumah nenek nya Adit. Waktu sudah menunjukan jam 11.30. Akhirnya kami pun melepas lelah di sana. Gue tidur sekitar jam 12.00 iqbal dan Lukti udah duluan. Sementara yang lainnya masih bercanda sambil main kartu.
Gue bangun jam 5, cepet-cepet ngambil air wudlu, sholat shubuh. Hampir aja ketinggalan. Bocah masih pada tidur. Gorengan yang masih hangat udah tersaji. Gak lama kemudian Lukti juga bangun disusul Uco dan Adit. Ngeliat gorengan, Uco langsung menyambarnya. Goreng bakwan dan ulen khas sunda dengan cabe rawit ijo yang pedes. Mantap banget disantap di pagi yang dingin. Gue nambil ulen yang masih mengepul. rasanya yang gurih dengan tekstur yang lembut salah satu ciri khas ulen Ciamis. Gak kerasa gorengan dipiring udah tinggal sedikit lagi. Padahal Gue baru aja makan dua potong. Lukti juga sama. Sementara itu dengan lahapnya Uco makan tanpa merasa berdosa sedikitpun. Gue sama Lukti Cuma saling tatap terus geleng-geleng kepala ngeliat kelakuan Uco.
Setelah semuanya bangun, kita disuruh mandi dan siap-siap ke tempat resepsi pernikahan bibinya Adit, Bi Lilis. Kita kenal Bi Lilis karena rumah Adit adalah tempat kumpul kita, dan Bi Lilis tinggal di rumah Adit. Dalam waktu setengah jam kita semua udah bersiap berangkat ke tempat resepsi. Jarak dari rumah neneknya Adit ke tempat resepsi sekitar satu kilometer. Kita datang ditempat sesaat sebelum akad nikah dimulai jadi sempat menyaksikan prosesi ijab Kabul Bi Lilis dan suaminya. 
tamu kondangan :)

Selesai menyaksikan akad, kita diajak ibunya Adit kedapur. Tau kalo anak-anak muda ini udah pada laper, kami dipersilahkan makan. Di meja makan udah tersaji berbagai hidangan ala hajatan dan masakan khas lebaran Qurban. Ada sate, rendang dan gulai. Ada juga masakan khas tanah pasundan. Semuanya spesal untuk menjamu kami, tamu istimewa dari Bekasi. Tentu saja Uco yang paling lahap makan. Gak heran kalo dia selalu jadi bahan tertawaan.
Gaya Uco lagi makan
Acara demi acara berjalan dengan lancar sampai pada acara photo bersama kedua mempelai. Setelah itu kita pamit sama keluarga Adit untuk berangkat lagi menuju tujuan kita selanjutnya yaitu Pangandaran.
Perjalanan dari rancah ke Pangandaran memakan waktu sekitar tiga jam. Melewati Ciamis, kota banjar dan kabupaten Pangandaran. Adit juga punya saudara sepupu di Pangandaran. Opha namanya. Kita udah janjian mau jalan bareng ke pantai, jadi kita kerumah Opha dulu di desa Cibenda. Dirumah Opha kita istirahat sebentar, sholat ashar trus lanjut ke pantai Pangandaran. Kali ini Opha yang nyetir. Kasian Lukti udah kecapean banget dari kemaren megang kemudi terus.
Jarak dari rumah Opha ke pantai sekitar 10 kilometer dan Opha memacu kendaraan dengan kecepatan yang lumayan tingggi. Mungkin udah hafal jalan dan dia merasa tertantang dengan mobil baru Lukti. Opha juga cerita tentang kehebatan Terios yang dia tahu dari temannya yang ikut serta dalam tim jelajah Terios 7 wonders. Kegiatan tersebut bertujuan untuk menggali potensi wisata di Indonesia khususnya pulau sumatera. Selain itu juga sebagai bentuk kepedulian Daihatsu terhadap potensi pariwisata Indonesia sekaligus sarana uji performa Daihatsu Terios dalam melewati medan yang penuh tantangan dan rintangan di sepanjang jalur sumatera.
Mobil terus melaju, menembus angin pantai yang bertiup kencang. Jalan yang kita lalui memang agak terjal karena Opha memilih jalur alternative biar kita nggak usah bayar tiket masuk kawasan pantai. Tanpa memperlambat kecepatan, Opha terus memacu mobil dengan kecepatan tinggi. Walaupun kondisi jalan kurang baik, tapi kita tetap merasa nyaman. Inilah salah satu kehebatan Terios. Pantai selatan jawa barat terhampar disebelah kanan kami. Jendela dibuka sehingga kami bisa merasakan terpaan angin pantai yang sejuk.
Sampailah kami disebuah spot favorit Opha. Didepan hotel sandaan. Kami semua turun dari mobil dan berisap bermain bola di pantai. Suasana di pantai kali ini lumayan ramai tapi kami masih bisa bermain bola dengan leluasa. Setelah lelah bermain bola, kami pun berenang. bermain dengan ombak, bercanda bersama kawan dan alam. Keasyikan berenang kita hampir lupa sesi photo-photo. Tapi hal itu nggak mungkin terlewatkan.


Twibosy :D

asik main di pantai

Sisi Laut Pangandaran

Selesailah sudah acara main di pantai. Setelah mandi di pemandian umum kami kembali ke pantai dan menikmati keindahan sunset di Pangandaran sambil mengobrol santai diselingi alunan lagu regae dari handphone Arya. Malam menyelimuti pantai Pangandaran. Kami masih enggan meninggalkan pesona pantai selatan ini. akhirnya kebutuhan akan asupan makanan memaksa kami untuk berangkat pulang ke rumah Opha. Kami memutuskan untuk berhenti di sebuah kedai bakso dan mengganjal perut disana. Selanjutnya langsung menuju rumah Opha untuk istirahat.
Paginya, aroma wangi kopi susu membangunkan Gue dari lelap nya tidur. 8 gelas kopi susu dan sepiring biscuit telah tersaji di meja. Noni, adiknya Opha yang membuatkan kopi special ini untuk kami. Mojang pasundan yang manis dengan logat Ciamisan yang khas dipadu dengan keluguannya cukup lah membuat semua pemuda macam kami menyukainya. Terlebih lagi Lukti walaupun terkesan malu-malu. Segera Gue bangunin yang lainnya. Pagi di Cibenda kita habiskan dengan minum kopi dan bermain remi. Gue sama Aji bikin rujak mangga yang kami petik dari pekarangan rumah Opha. Rencananya siang itu kami akan berangkat lagi menuju pantai Batu hiu.   
Pukul 10 pagi anak-anak udah siap berangkat. Setelah makan, kami pun pergi ke batu hiu. Kali ini Opha nggak ikut karena ada keperluan lain. rumah Opha yang terletak di desa cibenda, cukup dekat dengan lokasi wisata batu hiu. Hanya sekitar sepuluh menit perjalanan, kita sampai di batu hiu. Disana kami menghabiskan waktu dengan makan rujak dan photo-photo. Tak terasa waktu udah menjelang siang dan kami pun kembali ke rumah Opha untuk persiapan pulang sore harinya.
keren banget kan kita?, wkwkwk

makan rujak

Kami dari: bebe Boys :D

kibarkan bendera kebanggaan

Sore itu pun kami pulang. Setelah berpamitan sama keluarga Opha kita pun berangkat. Kita nggak langsung pulang karena kali ini Noni minta diantar ke kosannya di tasik. Dia kuliah di Universitas negeri di Tasik. Sebelumnya kita belanja oleh-oleh dulu di pantai pangandaran.
Kami tiba di tasik jam 9 malam. setelah itu barulah kami pulang ke Bekasi. Jalur yang kami lalui melewati Garut, sumedang, Bandung. melewati jalur lingkar nagreg, kemudian masuk tol Cipularang. Jalanan macet total. Lukti mengantuk di jalan tol. Kami pun berinisiatif untuk berhenti di rest area. Waktu sudah subuh ketika kita sampai di rest area km 97. Setelah istirahat sejenak perjalanan kami lanjutkan kembali. Jalan tol masih macet parah. Kondisinya padat perayap. Dan akhirnya kemacetan terurai setelah memasuki wilayah kawawang. Singkat cerita tibalah kami di Bekasi ketika waktu menunjukan pukul 11.35 WIB.
Perjalanan yang amat sangat melelahkan namun penuh dengan pengalaman, kebahagiaan, keindahan, persahabatan, dan petualangan. Terimakasih kawan, terimakasih sahabat ku, juga sahabat kami, mobil sahabat petualang, Daihatsu Terios.

Rabu, 21 November 2012

Malam Minggu Gue


 Tentang kedodolan kita. Dua anak kost, mahasiswa semester atas. 

(pada suatu malam minggu di akhir bulan)

*chating*
Rian            : BT nih
Gue              : sama
Rian             : jalan yu
Gue              : kemana
Rian             : mall
Gue              : lu belanja apa?
Rian             : ngga, cuci mata aja
Gue              : aer banyak disini. Sabun ada. Ngapain jauh2
Rian             : et dah, liat2 cewe cakep gitu..
Gue              : oh. Oia cuy, breaking down part 2 udh rilis lho..
Rian             : nonton yuk????!!!
Gue              : itu pilem romantis dodol, masa kita nonton bedua. Itu jijik!
Rian             : oh iya. Ntar gue bareng cewe deh
Gue              : emang lu udah punya cewe?
Rian             : belom
Gue              : pffffhhh..
Rian             : Download aja kalo gitu.

Hening…

Beberapa saat kemudian..

*ngomong*
Rian             : udah makan belom lu?
Gue              : kalo udah, gue udah tidur dari tadi.
Rian             : beli indomi gih, gue masak nasi.
Gue              : duitnya?
Rian             : nge-bon dulu sama si ibu.
Gue              : *nepak jidat*

Krik..krik..krik..
Just for fun. :)

I Hope It's Not a Dementia

1:11 AM. gue belum bisa tidur. emang sengaja nggak tidur karena lagi nunggu MU maen lawan Galatasaray dalam pertandingan Champions league. walaupun nggak disiarin di TV, gue gak mau ketinggalan. so, gue tunggu streaming nya. 

 sambil online, gue coba untuk mengerahkan lagi kemampuan menulis gue. udah lama banget gue vakum dari dunia tulis menulis dan blogging. ada semacam penurunan semangat dan kemunduran intelektual dalam diri gue. bukan hanya menulis tapi dari semua aktivitas. menyadari tentang suatu gejala psikologis yang bernama dementia, gue ngeri juga. gue takut hal itu terjadi pada diri gue. gue harap ini bukan dementia.

maka dari itu, gue mulai mencoba untuk bangkit dari keterpurukan ini. salah satunya dengan blogging. gue harus melawan kemalasan-kemalasan dan kemanjaan diri gue. dengan menulis ini mungkin bisa jadi semacam terapi buat gue. mungkin nggak banyak yang bisa gue share pada kesempatan kali ini, semoga bermanfaat. sory kalo agak ngaco, emang dari awal gue agak ngaco. hehe. good night.

Senin, 12 November 2012

coretan

halo semua. gue pengen nulis lagi. serius. gue pengen nulis kaya dulu lagi. udah lama ga menuangkan pikiran dalam secoret tinta dan kata. tapi mood gue belom balik-balik. ah, entahlah kapan gue bisa nulis lagi. :'(

Jumat, 10 Agustus 2012

Selamat Jalan Pak Wahyu)


Sebenernya gue bingung harus mulai dari mana.
Langsung aja. Hari selasa malam, tanggal 7 Agustus kira-kira jam 9  temen gue Riana ngasih tau ada kabar duka. Pak wahyu, dosen FISIP Unisma, telah meninggal dunia. Mendengar kabar itu, Gue langsung lemes. Secepat itu Allah memanggil orang yang selama ini dikenal baik oleh mahasiswa  FISIP khususnya Administrasi Negara. Beliau merupakan tempat curahan hati anak-anak Himpunan Mahasiswa Administrasi Negara (HIMAWAN), jika kita sedang dalam masalah. Saran dan nasehat serta arahan beliau sangat banyak membantu dalam kemajuan organisasi kami. Beliau juga dapat dikatakan Kajur kedua di AN. Beliau selalu mendukung dan mengapresiasi kegiatan-kegiatan HIMAWAN. Bahkan yang tidak mendapatkan dukungan dari kajur kami.
Selama hidupnya ternyata beliau terus berjuang melawan penyakit yang dideritanya selama ini. seorang aktivis yang vocal semasa kuliahnya. Tak hiraukan seberapa parah penyakitnya, beliau berhasil meyelesaikan studi S2 nya di UI. Dengan ilmunya beliau tak sungkan-sungkan untuk berbagi. Dengan kecerdasannya beliau merupakan sosok yang rendah hati dan bijaksana. Seorang pribadi yang sederhana dan bersahaja.
Segera gue berkoordinasi dengan kawan-kawan FISIP untuk melayat kerumah duka. Keesokan harinya berangkatlah kami dari kampus. Kawan-kawan konvoi dengan motor sedangkan gue ikut di mobil bersama mbak Nurul, mbak wilda dan septi. Karena jenazah sudah akan dikebumikan, kita nggak sempat ke rumah duka dan langsung ke TPU. Disana gue masih sempat melihat meliau untuk yang terakhir kalinya. Gak kuasa menahan rasa duka yang mendalam saat jenazahnya dikebumikan. Gue sapu bulir air mata yang menggelayut di ujung mata.
Masih teringat jelas dalam ingatan, pertanyaan terakhir beliau beberapa waktu lalu: “adi, kapan skripsi?” gue Cuma jawab: “insya Allah secepatnya Pak”. Tapi sampai sekarang gue masih membiarkan file BAB I gue teronggok di pojokan folder skripsi gue, tak tersentuh. Mungkin udah dipenuhi jaring laba-laba.
Selama ini dari sekian banyaknya orang-orang yang menyemangati, mendukung, mendorong, memotivasi, ataupun sekedar menanyakan, gak ada satu pun yang membuat gue bergeming. Gue akan selalu nyalahin otak gue yang belum mau diajak jalan, atau bayang-bayang masa lalu yang menghambat gue.
Sekarang gak ada lagi alasan. Gue nggak mau lagi kehilangan orang-orang baik yang gue kenal sebelum gue bisa menunjukan kepada mereka kesuksesan gue. minimal kesuksesan kecil gue yang bernama ‘Skripsi’.
Selamat jalan Pak, semoga engkau dan jasa baikmu diterima disisi-Nya,   Amiin..


Selasa, 17 Juli 2012

Peran Mahasiswa di Perguruan Tinggi



Mahasiswa, dimulai dari peristiwa di bulan Mei 1998, dimata sebagian masyarakat, terstigmakan sebagai biang kemacetan atau mungkin kerusuhan. Namun, saya anggap itu hanya dipandang dari pandangan permukaan masyarakat. Periode reformasi, hampir tiap hari kita menyaksikan demontrasi yang dilakukan oleh mahasiswa di pelbagai media masa.
Aksi demontrasi yang dilakukan oleh mahasiswa pun tidak boleh dilihat permukaannya saja. Karena jika kita melihatnya pada permukaan maka yang akan timbul adalah seperti yang disebutkan diatas. Pikiran positif saya, aksi yang dilakukan oleh mahasiswa itu adalah petanda bahwa dalam aksi yang dilakukan oleh mahasiswa adalah berdasarkan pengkajian atau bahkan penelitian yang baik dan melakukan pembelaan atas nasib buruk atau penderitaan yang dialami oleh masyarakat. Jadi, disini dapat dilihat bahwa mahasiswa adalah sosok intelektual penyambung lidah rakyat! Ini juga dapat berarti bahwa aktivitas mahasiswa berlandaskan pada kesatuan antara ide yang kokoh dan gerak yang praktis-efektif. Mungkin, inilah yang dimaksudkan dengan ideologi mahasiswa?
Mahasiswa, oh Mahasiswa.
Kehidupan dunia semakin mengarahkan manusia untuk memenuhi hasratnya tanpa batas, tak terkecuali mahasiswa. Dalam kondisi atau kehidupan mahasiswa (di UPI khususnya), masyarakat begitu banyak mendapat tawaran untuk memenuhi hasrat  yang hadir dan berganti begitu cepat, baik yang berupa materi kongkrit ataupun hanya sesuatu berupa imajinasi yang dapat memenuhi kepuasan batin manusia dan tanpa kedalaman makna. Konser musik lebih ramai dibandingkan dengan pengkajian atau forum diskusi. Fetisisme pun menjangkit paradigma mahasiswanya, mereka berlomba-lomba mendapatkan nilai bagus tanpa mampu bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya dan pengaplikasian nilainya itu dalam lingkunganya, seminar-seminar ramai dikunjungi untuk mendapatkan sertifikatnya.
Banalitas pun merengguh ranah politik mahasiswa. Banalitas politik mahasiswa telah menciptakan ruang-ruang publik politik mahasiswa yang dipenuhi oleh segala sesuatu yang bersifat permukaan, dangkal yang tidak konstruktif bagi pendidikan politik mahasiswa. Pengambilan keputusan dalam forum-forum musyawarah mahasiswa hanya untuk (ditingkat universitas, jika di Himas belum mengarah kesana) memenangkan kepentingan sebagai kelompok mahasiswa, hanya mengdandalkan kuantitas bukan kualitas. Aktifitas pergerakan mahasiswa pun terpaku kepada metode yang laiknya panggung pertunjukkan, tanpa dilihat atau direfleksikan efektif ataupun tidaknya.
 Budaya di kampus pun menyentuh aspek banalitas. Ruang-ruang kampus tidak ubahnya seperti yang dikatakan oleh Yasraf Amir Piliang sebagai shop display. Disatu sisi mahasiswa didalamnya lebih senang menampilkan gaya bicara, gaya pakaian (mahasiswa tidak ubahnya dengan patung-patung di toko pakaian yang mempublikasikan model pakaian yang sedang popular), gaya handphone ketimbang mengejar pengetahuan dan mengaplikasikannya. Sedangkan di pihak lain, tenggelam dalam mengejar tugas, nilai, dan kelulusan, tetapi tidak punya waktu dan keinginan untuk bersosialisasi dan bergaul di dalam kehidupan nyata (sosial kampus, politik kampus ataupun bahkan spiritual).
 Perjuangan yang dilakukan dalam memperjuangkan nasib rakyat dan pendidikan pun hanya menjadi penanda tanpa refleksi petanda dan disikapi. Berkata memperjuangkan nasib rakyat tetapi masih bergaya hidup hedon. Membela pendidikan tetapi sekaligus tidak menghargai pendidikan, misalnya datang sangat telambat ketika perkuliahan, suka berkelahi dan mengandalkan pembawaan hewaaniah (otot, jumlah masa, pengumbar hasrat dalam gaya hidup) tanpa mengandalkan pembawaan manusiawi (nalar).
Lingkungan mahasiswa tidak ubahnya sebuah tempat isolasi, di satu pihak, untuk mencari nilai, gelar dan kelulusan; di pihak lain kepuasaan, keterpesonaan dan kesenangan, dan tidak punya waktu lagi untuk mengembangkan aspek-aspek kemanusiaan lainnya: intelektualitas, produktivitas, sosialitas. Entah disadari atau tidak oleh pelakunya. Di dalam mengonsumsi pengetahuan dan berbagai gaya hidup, ia menjadi mayoritas yang diam (the silent majorities), yang hanya dapat menyerap segala sesuatu, tanpa mampu menginternalisasikan dan memaknainya.

Re-definisi Mahasiswa
Kata orang, mahasiswa didefinisikan sebagai pelajar yang menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Unsur diferensia dari definisi ini terletak pada jenjang pendidikan di perguruan tinggi. Jikapun ada pembeda yang lain pun hanya pada tugas-tugas pelajaran atau mata kuliah yang lebih banyak dari pada ketika di sekolah dasar atau menengah dan satu lagi yakni kebebasan yang dimiliki olehnya. Kebebasan ini mendorong lahirnya budaya banalitas dikampus. Budaya banalitas, pengumbar hasrat (terutama banalitas budaya) mengesampingkan penalaran dan pemaknaan yang dalam. Mahasiswa yang pada umumnya tinggal berjauhan dengan orang tuanya, membuat pengontrolan atas aktifitas mahasiswa berkurang atau bahkan tidak ada. Disini mahasiswa bisa saja dapat seperti seorang kerbau liar yang terlepas dari kandangnya. Pengumbaran hasrat yang miskin makna pun susah dikendalikan.
Berbagai macam teori yang didapatkan didalam perkuliahan hanya diresap tanpa dapat direfleksikan, dimaknai dan disikapi. Pemaknaan itupun dilakukan hanya ketika mendapatkan intruksi dari dosen, tugas misalnya. Jadi, teori-teori yang didapat hanyalah pengetahuan an sich, bahkan mahasiswa lebih mudah (meminjam istilah Foucault) didisiplinkan (misalnya oleh senior, dosen)
Definisi mahasiswa harus diubah atau didefinisikan kembali (re-definisi). Mahasiswa haruslah didefinisikan sebagai pelajar yang menempuh pendidikan perguruan tinggi dan memiliki kesadaran. Kesadaran disini sangatlah penting. Kesadaran disini ditempatkan sebagai bagaimana mahasiswa tadi memperlakukan obyek yang telah dipahami selama menempuh pendidikan, terlebih untuk senjata atau alat pergerakan mahasiswa. Dengan demikian, tepatlah pendapat yang mengatakan  bahwa  mahasiswa dalam menyikapi segala sesuatu tidak dan bukan atas dasar solidaritas sesama mahasiswa, penghormatan pada senior yang kharismatis-feodalistik, dan keterpanggilan emosional tapi minim bingkai rasionalitas.

Urgensi Kaderisasi untuk Mewujudkan Tri Dharma PT
Kaderisasi adalah sebuah transformasi nilai-nilai dan sebuah proses pengoptimalan potensi-potensi manusia. Jadi, kaderisasi disini identik dengan pendidikan. Jika hendak membahas mengenai urgensi kaderisasi maka yang akan timbul dalam benak ialah mengenai kondisi-kondisi yang membuat kaderisasi memiliki arti penting didalamnya. Jadi disini perlu rumuskan terlebih dahulu tujuan atau harapan dan apa saja yang terjadi di lingkungan mahasiswa (khususnya anggota Himas).
Di pembahasan sebelumnya telah dibahas mengenai permasalahan yang “menjangkit” mahasiswa. Permasalahan yang “menjangkit” mahasiswa ialah seperti; pemuasan hasrat yang penuh kedangkalan, fetisisme nilai; dalam ranah politik mahasiswa, mahasiswa lebih mementingkan kepentingan dibandingkan proses pengambilan keputusan, mitos gerakan; dalam bidang budaya kampus, mahasiswa terjerembab kedalam berbagai gaya yang miskin makna dan dilain pihak sibuk dalam mencari pengetahuan, nilai dan tak mampu lagi melakukan kritik, refleksi dan penyikapan atas semuanya dan ketidak terhubungan antara perjuangan dan gaya hidupnya.
Di lain pihak mahasiswa yang merupakan bagian dari lingkungan kampus atau perguruan tinggi memiliki tugas yang cukup berat, yakni mewujudkan tri dharma perguruan tinggi (pendidikan, penelitian dan pelayanan atau pengabdian pada masyarakat). Tri dharma perguruan tinggi tidak akan mungkin terwujudkan jika unsur-unsur dehumanisasi atau permasalahan yang telah disebutkan diatas tetap menjangkit mahasiswanya (dalam scope kecil) dan seluruh unsur didalamnya (dalam scope luas). Jadi, kaderisasi (sebagai proses) memiliki tugas atau tujuan sebagai proses humanisasi atau pemanusiaan dengan cara transofmasi nilai-nilai agar tri dharma perguruan tinggi dapat terwujud. Pemanusiaan manusia disini dimaksudkan sebagai sebuah proses pentrasformasian nilai-nilai yang membuat manusia (dalam hal ini mahasiswa) agar mampu meningkatkan potensi yang dimilikinya (spiritual, intelektual dan moral). Jadi dengan sendirinya, dalam kaderisasi harus terdapat sebuah persiapan mahasiswa agar mampu beradaptasi dan berintegrasi melalui konsientisasi (Proses dimana manusia mendapatkan kesadaran yang terus semakin mendalam tentang realitas kultural yang melingkupi hidupnya dan akan kemampuannya untuk merubah realitas itu)  dalam ranah pembebasan manusia (maksudnya ialah pembebasan dari dehumanisasi, dalam hal ini pendidikan), penelitian (berfikir ilmiah) dan pengabdian pada masyarakat.


Selain mempersiapkan mahasiswa dalam mewujudkan tri dharma perguruan tinggi, dalam kegiatan kaderisasi diperlukan sebuah kegiatan yang mencerminkan tri dharma perguruan tinggi. Konsekuensinya ialah dalam kaderisasi harus terdapat berbagai metode yang mampu merepresentasikan unsur-unsur tri dharma perguruan tinggi.

Wallahu A’lam Bishshawwâb

Disuntig dari berbagai sumber.