Senin, 26 November 2012

Ciamis-Pangandaran Trip

Halo semuanya. Gue pengen share pengalaman Gue kemaren pas liburan ke Ciamis. Kebetulan temanya cocok dengan kontes blog dari Daihatsu. Jadi begini ceritanya. Suatu malam Gue di dikabarin temen-temen kampus bahwa mereka mau jalan-jalan ke Ciamis dan Pangandaran. Kebetulan Gue lagi pengen refreshing, Gue langsung mengiyakan. Ada tujuh orang yang juga ikut, yaitu Adit, Uco, Iqbal, Arya, Lukti, Aji dan Gue.
Waktu telah ditentukan, yaitu hari jumat tanggal 26 Oktober 2012, bertepatan dengan  hari raya idul Adha. Tadinya Gue sempat berniat ngebatalin keberangkatan karena mau pulang kampung, tapi akhirnya Gue memutuskan untuk ikut berpetualang bersama kawan-kawan Gue. tempat keberangkatan dari rumah Adit di tambun. Jam 3 sore Gue dateng di rumah Adit. Disana udah ada Lukti, Adit dan Arya. Tinggal nungggu Uco sama ibay. Setelah semuanya berkumpul, (kecuali Aji karena rumahnya jauh dan ada acara keluarga juga dirumahnya) maka berangkatlah kita dari tambun menuju cikarang buat jemput Aji. Seperti biasa, Lukti menyumbang kendaraan sekaligus jadi sopir. Gue baru tau kalo Lukti bawa mobil barunya, Daihatsu Terios keluaran 2011, warna hitam metalik. Ciamik banget!
 Selain kita bertujuh, ada dua orang lagi yang ikut, yaitu yoga dan bima yang tak lain adalah sepupunya Lukti dari Garut. Ceritanya dua hari yang lalu Lukti pergi ke Garut menghadiri acara keluarganya. Dan pulang ke Bekasi kemaren sore bawa dua bocah itu. Sekarang mereka mau balik lagi ke Garut.
  Dengan sembilan orang di mobil, kita nggak ngerasa sesak karena nyamannya interior Terios berpadu dengan akselerasi mesin yang mumpuni ditambah kualitas audio yang mantap dan  terdengar enak ditelinga. Music dari radio menemani perjalanan kami.  AC nya pun terasa dingin dan sejuk.

Lukti sang pengemudi
Memasuki wilayah Bandung hujan ringan turun mengiringi perjalanan kami. Tapi tak berlangsung lama, setelah melewati gerbang tol cileunyi hujan pun perlahan mereda. Setelah menempuh 3 jam perjalanan kami pun memutuskan untuk beristirahat sejenak di sebuah rest area di daerah Dago, Bandung. Ngopi, ngemil dan tak lupa sholat ashar dan maghrib. Setelah semuanya siap, kami lanjutkan perjalanan lagi. Tujuan kami adalah Garut. Jarak dari Bandung ke Garut lumayan jauh.
Masih diiringi dengan canda tawa kami, mobil melaju menembus eksotisnya malam kota Bandung. Kilometer demi kilometer kita lewati sampai pada akhirnya menjumpai perbatasan Bandung dan Garut. Sepanjang jalan banyak banget yang menjual makanan khas pasundan khususnya derah Garut. Ada dodol Garut, peuyeum Bandung, ubi madu Cilembu, dan banyak lagi yang lainnya.
Tibalah kita dirumah bima. Disana kita masak mie instan. Waktu udah menunjukan jam 09.30 saat kita selesai makan. Abis solat isya, kita lanjut perjalanan menuju destinasi selanjutnya; Ciamis.
Setelah pamit sama keluarganya bima dan yoga, kita pun berangkat. Kali ini mobil terasa lebih leluasa dengan berkurangnnya personil petualang. Bocah juga lebih lepas becanda dan berkelakar. memasuki wilayah tasikmalaya, hujan deras mengguyur jalanan yang kami lewati. Malam semakin meninggi, gelap semakin gulita, kilat menyambar bersambut-sambutan, dingin menyelimuti malam tasikmalaya. Komplotan pemuda petualang terus melaju menembus malam tanah pasundan. Kami melewati jalanan berkelok dan menurun ditengah hujan deras. Muncul ke khawatiran Gue mengenai keselamatan kami. Tapi Gue sadar, Terios ini telah dirancang sebagai mobil penakluk segala medan. Sorotan lampu depan terasa mantap menerangi jalanan didepan kami. Rem dan ban yang tetap stabil meyakinkan Gue akan kelebihan mobil ini. ditambah dengan  kelihaian dan jam terbang sang pengemudi kita, Lukti, Gue cukup merasa tenang.  Gue nikmatin perjalanan ini dengan mendengarkan alunan lagu dari handphone Gue. Gue puter lagu sunda yang pas dengan perjalanan ini; Antara Bandung-Ciamis dari nining meida.
Hujan perlahan melambat dan berhenti saat kami memasuki daerah Ciamis kota. Tujuan kita adalah rumah neneknya Adit di kecamatan rancah. Jarak dari kota ke rancah lumayan jauh, sekitar satu jam perjalanan. Ketika akan memasuki daerah ci saga, hujan kembali mengguyur dengan lebatnya. Adit mengingatkan kami untuk berdoa karena daerah itu adalah daerah angker yang diyakini warga sekitar sebagai tempat berhantu. Disisi kanan terdapat perkebunan karet yang luas sementara disebelah kiri adalah jurang terjal. Jalanan berliku dan berkelok tajam. Konon ada sebuah rumah di dalam perkebunan karet tersebut yang mana disana dulu pernah terjadi tragedi pembantaian. Satu keluarga penghuni rumah itu dibunuh dan bekas darahnya masih terlihat hingga saat ini. entahlah. Suasana hening dan mencekam menyelimuti kita. Hanya suara petir yang terkadang memecah suasana.
suasana Cisaga. Uco (kiri) ketakutan :p

Setelah melewati daerah cisaga, lambat laun suasana kembali mencair. Kami melewatinya dengan selamat dan gak ada satu pun dari kami yang melihat penampakan. Musik dari mp3 player kembali diputar, lagu cheribelle menghibur kami setelah lalui masa-masa kelam. Semua kembali happy. Hujan kembali reda setelah memasuki daerah rancah. Tak lama kemudian kita sampai dirumah nenek nya Adit. Waktu sudah menunjukan jam 11.30. Akhirnya kami pun melepas lelah di sana. Gue tidur sekitar jam 12.00 iqbal dan Lukti udah duluan. Sementara yang lainnya masih bercanda sambil main kartu.
Gue bangun jam 5, cepet-cepet ngambil air wudlu, sholat shubuh. Hampir aja ketinggalan. Bocah masih pada tidur. Gorengan yang masih hangat udah tersaji. Gak lama kemudian Lukti juga bangun disusul Uco dan Adit. Ngeliat gorengan, Uco langsung menyambarnya. Goreng bakwan dan ulen khas sunda dengan cabe rawit ijo yang pedes. Mantap banget disantap di pagi yang dingin. Gue nambil ulen yang masih mengepul. rasanya yang gurih dengan tekstur yang lembut salah satu ciri khas ulen Ciamis. Gak kerasa gorengan dipiring udah tinggal sedikit lagi. Padahal Gue baru aja makan dua potong. Lukti juga sama. Sementara itu dengan lahapnya Uco makan tanpa merasa berdosa sedikitpun. Gue sama Lukti Cuma saling tatap terus geleng-geleng kepala ngeliat kelakuan Uco.
Setelah semuanya bangun, kita disuruh mandi dan siap-siap ke tempat resepsi pernikahan bibinya Adit, Bi Lilis. Kita kenal Bi Lilis karena rumah Adit adalah tempat kumpul kita, dan Bi Lilis tinggal di rumah Adit. Dalam waktu setengah jam kita semua udah bersiap berangkat ke tempat resepsi. Jarak dari rumah neneknya Adit ke tempat resepsi sekitar satu kilometer. Kita datang ditempat sesaat sebelum akad nikah dimulai jadi sempat menyaksikan prosesi ijab Kabul Bi Lilis dan suaminya. 
tamu kondangan :)

Selesai menyaksikan akad, kita diajak ibunya Adit kedapur. Tau kalo anak-anak muda ini udah pada laper, kami dipersilahkan makan. Di meja makan udah tersaji berbagai hidangan ala hajatan dan masakan khas lebaran Qurban. Ada sate, rendang dan gulai. Ada juga masakan khas tanah pasundan. Semuanya spesal untuk menjamu kami, tamu istimewa dari Bekasi. Tentu saja Uco yang paling lahap makan. Gak heran kalo dia selalu jadi bahan tertawaan.
Gaya Uco lagi makan
Acara demi acara berjalan dengan lancar sampai pada acara photo bersama kedua mempelai. Setelah itu kita pamit sama keluarga Adit untuk berangkat lagi menuju tujuan kita selanjutnya yaitu Pangandaran.
Perjalanan dari rancah ke Pangandaran memakan waktu sekitar tiga jam. Melewati Ciamis, kota banjar dan kabupaten Pangandaran. Adit juga punya saudara sepupu di Pangandaran. Opha namanya. Kita udah janjian mau jalan bareng ke pantai, jadi kita kerumah Opha dulu di desa Cibenda. Dirumah Opha kita istirahat sebentar, sholat ashar trus lanjut ke pantai Pangandaran. Kali ini Opha yang nyetir. Kasian Lukti udah kecapean banget dari kemaren megang kemudi terus.
Jarak dari rumah Opha ke pantai sekitar 10 kilometer dan Opha memacu kendaraan dengan kecepatan yang lumayan tingggi. Mungkin udah hafal jalan dan dia merasa tertantang dengan mobil baru Lukti. Opha juga cerita tentang kehebatan Terios yang dia tahu dari temannya yang ikut serta dalam tim jelajah Terios 7 wonders. Kegiatan tersebut bertujuan untuk menggali potensi wisata di Indonesia khususnya pulau sumatera. Selain itu juga sebagai bentuk kepedulian Daihatsu terhadap potensi pariwisata Indonesia sekaligus sarana uji performa Daihatsu Terios dalam melewati medan yang penuh tantangan dan rintangan di sepanjang jalur sumatera.
Mobil terus melaju, menembus angin pantai yang bertiup kencang. Jalan yang kita lalui memang agak terjal karena Opha memilih jalur alternative biar kita nggak usah bayar tiket masuk kawasan pantai. Tanpa memperlambat kecepatan, Opha terus memacu mobil dengan kecepatan tinggi. Walaupun kondisi jalan kurang baik, tapi kita tetap merasa nyaman. Inilah salah satu kehebatan Terios. Pantai selatan jawa barat terhampar disebelah kanan kami. Jendela dibuka sehingga kami bisa merasakan terpaan angin pantai yang sejuk.
Sampailah kami disebuah spot favorit Opha. Didepan hotel sandaan. Kami semua turun dari mobil dan berisap bermain bola di pantai. Suasana di pantai kali ini lumayan ramai tapi kami masih bisa bermain bola dengan leluasa. Setelah lelah bermain bola, kami pun berenang. bermain dengan ombak, bercanda bersama kawan dan alam. Keasyikan berenang kita hampir lupa sesi photo-photo. Tapi hal itu nggak mungkin terlewatkan.


Twibosy :D

asik main di pantai

Sisi Laut Pangandaran

Selesailah sudah acara main di pantai. Setelah mandi di pemandian umum kami kembali ke pantai dan menikmati keindahan sunset di Pangandaran sambil mengobrol santai diselingi alunan lagu regae dari handphone Arya. Malam menyelimuti pantai Pangandaran. Kami masih enggan meninggalkan pesona pantai selatan ini. akhirnya kebutuhan akan asupan makanan memaksa kami untuk berangkat pulang ke rumah Opha. Kami memutuskan untuk berhenti di sebuah kedai bakso dan mengganjal perut disana. Selanjutnya langsung menuju rumah Opha untuk istirahat.
Paginya, aroma wangi kopi susu membangunkan Gue dari lelap nya tidur. 8 gelas kopi susu dan sepiring biscuit telah tersaji di meja. Noni, adiknya Opha yang membuatkan kopi special ini untuk kami. Mojang pasundan yang manis dengan logat Ciamisan yang khas dipadu dengan keluguannya cukup lah membuat semua pemuda macam kami menyukainya. Terlebih lagi Lukti walaupun terkesan malu-malu. Segera Gue bangunin yang lainnya. Pagi di Cibenda kita habiskan dengan minum kopi dan bermain remi. Gue sama Aji bikin rujak mangga yang kami petik dari pekarangan rumah Opha. Rencananya siang itu kami akan berangkat lagi menuju pantai Batu hiu.   
Pukul 10 pagi anak-anak udah siap berangkat. Setelah makan, kami pun pergi ke batu hiu. Kali ini Opha nggak ikut karena ada keperluan lain. rumah Opha yang terletak di desa cibenda, cukup dekat dengan lokasi wisata batu hiu. Hanya sekitar sepuluh menit perjalanan, kita sampai di batu hiu. Disana kami menghabiskan waktu dengan makan rujak dan photo-photo. Tak terasa waktu udah menjelang siang dan kami pun kembali ke rumah Opha untuk persiapan pulang sore harinya.
keren banget kan kita?, wkwkwk

makan rujak

Kami dari: bebe Boys :D

kibarkan bendera kebanggaan

Sore itu pun kami pulang. Setelah berpamitan sama keluarga Opha kita pun berangkat. Kita nggak langsung pulang karena kali ini Noni minta diantar ke kosannya di tasik. Dia kuliah di Universitas negeri di Tasik. Sebelumnya kita belanja oleh-oleh dulu di pantai pangandaran.
Kami tiba di tasik jam 9 malam. setelah itu barulah kami pulang ke Bekasi. Jalur yang kami lalui melewati Garut, sumedang, Bandung. melewati jalur lingkar nagreg, kemudian masuk tol Cipularang. Jalanan macet total. Lukti mengantuk di jalan tol. Kami pun berinisiatif untuk berhenti di rest area. Waktu sudah subuh ketika kita sampai di rest area km 97. Setelah istirahat sejenak perjalanan kami lanjutkan kembali. Jalan tol masih macet parah. Kondisinya padat perayap. Dan akhirnya kemacetan terurai setelah memasuki wilayah kawawang. Singkat cerita tibalah kami di Bekasi ketika waktu menunjukan pukul 11.35 WIB.
Perjalanan yang amat sangat melelahkan namun penuh dengan pengalaman, kebahagiaan, keindahan, persahabatan, dan petualangan. Terimakasih kawan, terimakasih sahabat ku, juga sahabat kami, mobil sahabat petualang, Daihatsu Terios.

0 komentar:

Posting Komentar

please your comment here