Gue nulis postingan ini Gue waktu lagi di kampung halaman. Liburan udah selesai. Tapi gue udah nggak ada kuliah lagi, jadi gue putusin untuk istirahat dulu, sambil refresh otak, pikiran dan hati. Setelah kegagalan demi kegagalan yang gue alami beberapa waktu yang lalu di perantauan, gue emang jadi stress. Kegagalan apa aja yang gue alami, berikut kisahnya..
Diawali dengan gagalnya proses skripsi gue karena obyek penelitian yang akan gue teliti yaitu Dinas Tata Ruang Kota Bekasi ternyata telah berganti nama menjadi Dinas Tata Kota, struktur, serta tugas pokok dan fungsinya pun berubah. Hal itu berimbas pada hilangnya focus kajian dan penelitian gue dalam instansi tersebut yaitu Bidang Pelaksanaan Ruang Terbuka Hijau. Akhirnya gue harus kehilangan judul skripsi tersebut. Tapi gue belum bisa berpindah kelain judul.
Kemudian kegagalan gue yang kedua yaitu gagal dalam mempertahankan hubungan gue dengan seseorang yang sangat gue cintai. Gue putus cinta. Itu akibat kesalahan gue yang gak bisa menjaganya dengan baik, gak bisa memberikan kebahagiaan yang didambakan setiap pasangan, serta gak bisa meyakinkan bahwa gue bersungguh-sungguh mencintainya. Dan dialah satu-satunya yang gue sayangi. Mungkin dia terlampau jenuh dengan sikap gue yang terlalu cuek dan kurang perhatian, akhirnya dia berpindah kelain hati, dan memutuskan gue. Gue menggalau, kegalauan yang luar biasa. Hal ini yang belum pernah gue alami sebelumnya. Yang pasti gue udah maafin segala kesalahannya walaupun itu berat. Namun yang lebih berat lagi ialah memaafkan diri gue sendiri. Mengobati penyesalan gue. Itu yang masih gue coba sampai sekarang.
Selanjutnya kegagalan gue yang ketiga, nilai UAS gue jeblok. Ancur. Gue harus menelan pil pahit untuk yang kedua kalinya di mata kuliah yang sama. Statistic sosial. Padahal mata kuliah ini udah gue ambil di semester tiga, gue dapet nilai E. itu parah. Nilai E sama artinya dengan nggak pernah masuk kuliah, gak pernah bikin tugas, gak pernah ikut UTS dan UAS. Padahal gue ikuti semua prosedur perkuliahan sebagai mana mestinya seperti anak-anak yang lain. mungkin ada human error yang gak disengaja.