Halo semuanya. Gue pengen share
pengalaman Gue kemaren pas liburan ke Ciamis. Kebetulan temanya cocok dengan kontes
blog dari Daihatsu. Jadi begini ceritanya. Suatu malam Gue di dikabarin
temen-temen kampus bahwa mereka mau jalan-jalan ke Ciamis dan Pangandaran.
Kebetulan Gue lagi pengen refreshing, Gue langsung mengiyakan. Ada tujuh orang
yang juga ikut, yaitu Adit, Uco, Iqbal, Arya, Lukti, Aji dan Gue.
Waktu telah ditentukan, yaitu
hari jumat tanggal 26 Oktober 2012, bertepatan dengan hari raya idul Adha. Tadinya Gue sempat
berniat ngebatalin keberangkatan karena mau pulang kampung, tapi akhirnya Gue
memutuskan untuk ikut berpetualang bersama kawan-kawan Gue. tempat
keberangkatan dari rumah Adit di tambun. Jam 3 sore Gue dateng di rumah Adit.
Disana udah ada Lukti, Adit dan Arya. Tinggal nungggu Uco sama ibay. Setelah
semuanya berkumpul, (kecuali Aji karena rumahnya jauh dan ada acara keluarga
juga dirumahnya) maka berangkatlah kita dari tambun menuju cikarang buat jemput
Aji. Seperti biasa, Lukti menyumbang kendaraan sekaligus jadi sopir. Gue baru
tau kalo Lukti bawa mobil barunya, Daihatsu Terios keluaran 2011, warna hitam
metalik. Ciamik banget!
Lukti sang pengemudi
Memasuki wilayah Bandung hujan
ringan turun mengiringi perjalanan kami. Tapi tak berlangsung lama, setelah
melewati gerbang tol cileunyi hujan pun perlahan mereda. Setelah menempuh 3 jam
perjalanan kami pun memutuskan untuk beristirahat sejenak di sebuah rest area
di daerah Dago, Bandung. Ngopi, ngemil dan tak lupa sholat ashar dan maghrib.
Setelah semuanya siap, kami lanjutkan perjalanan lagi. Tujuan kami adalah Garut.
Jarak dari Bandung ke Garut lumayan jauh.
Masih diiringi dengan canda
tawa kami, mobil melaju menembus eksotisnya malam kota Bandung. Kilometer demi
kilometer kita lewati sampai pada akhirnya menjumpai perbatasan Bandung dan Garut.
Sepanjang jalan banyak banget yang menjual makanan khas pasundan khususnya
derah Garut. Ada dodol Garut, peuyeum Bandung, ubi madu Cilembu, dan banyak lagi
yang lainnya.
Tibalah kita dirumah bima.
Disana kita masak mie instan. Waktu udah menunjukan jam 09.30 saat kita selesai
makan. Abis solat isya, kita lanjut perjalanan menuju destinasi selanjutnya; Ciamis.
Setelah pamit sama keluarganya
bima dan yoga, kita pun berangkat. Kali ini mobil terasa lebih leluasa dengan
berkurangnnya personil petualang. Bocah juga lebih lepas becanda dan
berkelakar. memasuki wilayah tasikmalaya, hujan deras mengguyur jalanan yang
kami lewati. Malam semakin meninggi, gelap semakin gulita, kilat menyambar
bersambut-sambutan, dingin menyelimuti malam tasikmalaya. Komplotan pemuda
petualang terus melaju menembus malam tanah pasundan. Kami melewati jalanan
berkelok dan menurun ditengah hujan deras. Muncul ke khawatiran Gue mengenai keselamatan
kami. Tapi Gue sadar, Terios ini telah dirancang sebagai mobil penakluk segala
medan. Sorotan lampu depan terasa mantap menerangi jalanan didepan kami. Rem
dan ban yang tetap stabil meyakinkan Gue akan kelebihan mobil ini. ditambah
dengan kelihaian dan jam terbang sang
pengemudi kita, Lukti, Gue cukup merasa tenang.
Gue nikmatin perjalanan ini dengan mendengarkan alunan lagu dari
handphone Gue. Gue puter lagu sunda yang pas dengan perjalanan ini; Antara Bandung-Ciamis
dari nining meida.
Hujan perlahan melambat dan
berhenti saat kami memasuki daerah Ciamis kota. Tujuan kita adalah rumah
neneknya Adit di kecamatan rancah. Jarak dari kota ke rancah lumayan jauh,
sekitar satu jam perjalanan. Ketika akan memasuki daerah ci saga, hujan kembali
mengguyur dengan lebatnya. Adit mengingatkan kami untuk berdoa karena daerah
itu adalah daerah angker yang diyakini warga sekitar sebagai tempat berhantu. Disisi
kanan terdapat perkebunan karet yang luas sementara disebelah kiri adalah
jurang terjal. Jalanan berliku dan berkelok tajam. Konon ada sebuah rumah di
dalam perkebunan karet tersebut yang mana disana dulu pernah terjadi tragedi
pembantaian. Satu keluarga penghuni rumah itu dibunuh dan bekas darahnya masih
terlihat hingga saat ini. entahlah. Suasana hening dan mencekam menyelimuti kita.
Hanya suara petir yang terkadang memecah suasana.
suasana Cisaga. Uco (kiri) ketakutan :p
Setelah melewati daerah cisaga,
lambat laun suasana kembali mencair. Kami melewatinya dengan selamat dan gak
ada satu pun dari kami yang melihat penampakan. Musik dari mp3 player kembali
diputar, lagu cheribelle menghibur kami setelah lalui masa-masa kelam. Semua
kembali happy. Hujan kembali reda setelah memasuki daerah rancah. Tak lama
kemudian kita sampai dirumah nenek nya Adit. Waktu sudah menunjukan jam 11.30. Akhirnya
kami pun melepas lelah di sana. Gue tidur sekitar jam 12.00 iqbal dan Lukti
udah duluan. Sementara yang lainnya masih bercanda sambil main kartu.
Gue bangun jam 5, cepet-cepet
ngambil air wudlu, sholat shubuh. Hampir aja ketinggalan. Bocah masih pada tidur.
Gorengan yang masih hangat udah tersaji. Gak lama kemudian Lukti juga bangun
disusul Uco dan Adit. Ngeliat gorengan, Uco langsung menyambarnya. Goreng
bakwan dan ulen khas sunda dengan cabe rawit ijo yang pedes. Mantap banget
disantap di pagi yang dingin. Gue nambil ulen yang masih mengepul. rasanya yang
gurih dengan tekstur yang lembut salah satu ciri khas ulen Ciamis. Gak kerasa
gorengan dipiring udah tinggal sedikit lagi. Padahal Gue baru aja makan dua
potong. Lukti juga sama. Sementara itu dengan lahapnya Uco makan tanpa merasa
berdosa sedikitpun. Gue sama Lukti Cuma saling tatap terus geleng-geleng kepala
ngeliat kelakuan Uco.
Setelah semuanya bangun, kita
disuruh mandi dan siap-siap ke tempat resepsi pernikahan bibinya Adit, Bi
Lilis. Kita kenal Bi Lilis karena rumah Adit adalah tempat kumpul kita, dan Bi
Lilis tinggal di rumah Adit. Dalam waktu setengah jam kita semua udah bersiap
berangkat ke tempat resepsi. Jarak dari rumah neneknya Adit ke tempat resepsi
sekitar satu kilometer. Kita datang ditempat sesaat sebelum akad nikah dimulai
jadi sempat menyaksikan prosesi ijab Kabul Bi Lilis dan suaminya.
Selesai menyaksikan akad, kita diajak ibunya Adit kedapur. Tau kalo anak-anak muda ini udah pada laper, kami dipersilahkan makan. Di meja makan udah tersaji berbagai hidangan ala hajatan dan masakan khas lebaran Qurban. Ada sate, rendang dan gulai. Ada juga masakan khas tanah pasundan. Semuanya spesal untuk menjamu kami, tamu istimewa dari Bekasi. Tentu saja Uco yang paling lahap makan. Gak heran kalo dia selalu jadi bahan tertawaan.
tamu kondangan :)
Selesai menyaksikan akad, kita diajak ibunya Adit kedapur. Tau kalo anak-anak muda ini udah pada laper, kami dipersilahkan makan. Di meja makan udah tersaji berbagai hidangan ala hajatan dan masakan khas lebaran Qurban. Ada sate, rendang dan gulai. Ada juga masakan khas tanah pasundan. Semuanya spesal untuk menjamu kami, tamu istimewa dari Bekasi. Tentu saja Uco yang paling lahap makan. Gak heran kalo dia selalu jadi bahan tertawaan.
Gaya Uco lagi makan
Acara demi acara berjalan
dengan lancar sampai pada acara photo bersama kedua mempelai. Setelah itu kita
pamit sama keluarga Adit untuk berangkat lagi menuju tujuan kita selanjutnya
yaitu Pangandaran.
Perjalanan dari rancah ke Pangandaran
memakan waktu sekitar tiga jam. Melewati Ciamis, kota banjar dan kabupaten Pangandaran.
Adit juga punya saudara sepupu di Pangandaran. Opha namanya. Kita udah janjian
mau jalan bareng ke pantai, jadi kita kerumah Opha dulu di desa Cibenda. Dirumah
Opha kita istirahat sebentar, sholat ashar trus lanjut ke pantai Pangandaran.
Kali ini Opha yang nyetir. Kasian Lukti udah kecapean banget dari kemaren
megang kemudi terus.
Jarak dari rumah Opha ke pantai
sekitar 10 kilometer dan Opha memacu kendaraan dengan kecepatan yang lumayan
tingggi. Mungkin udah hafal jalan dan dia merasa tertantang dengan mobil baru Lukti.
Opha juga cerita tentang kehebatan Terios yang dia tahu dari temannya yang ikut
serta dalam tim jelajah Terios 7 wonders. Kegiatan tersebut bertujuan untuk
menggali potensi wisata di Indonesia khususnya pulau sumatera. Selain itu juga
sebagai bentuk kepedulian Daihatsu terhadap potensi pariwisata Indonesia
sekaligus sarana uji performa Daihatsu Terios dalam melewati medan yang penuh
tantangan dan rintangan di sepanjang jalur sumatera.
Mobil terus melaju, menembus
angin pantai yang bertiup kencang. Jalan yang kita lalui memang agak terjal
karena Opha memilih jalur alternative biar kita nggak usah bayar tiket masuk
kawasan pantai. Tanpa memperlambat kecepatan, Opha terus memacu mobil dengan
kecepatan tinggi. Walaupun kondisi jalan kurang baik, tapi kita tetap merasa
nyaman. Inilah salah satu kehebatan Terios. Pantai selatan jawa barat terhampar
disebelah kanan kami. Jendela dibuka sehingga kami bisa merasakan terpaan angin
pantai yang sejuk.
Sampailah kami disebuah spot
favorit Opha. Didepan hotel sandaan. Kami semua turun dari mobil dan berisap
bermain bola di pantai. Suasana di pantai kali ini lumayan ramai tapi kami
masih bisa bermain bola dengan leluasa. Setelah lelah bermain bola, kami pun
berenang. bermain dengan ombak, bercanda bersama kawan dan alam. Keasyikan
berenang kita hampir lupa sesi photo-photo. Tapi hal itu nggak mungkin
terlewatkan.
Twibosy :D
asik main di pantai
Sisi Laut Pangandaran
Selesailah sudah acara main di
pantai. Setelah mandi di pemandian umum kami kembali ke pantai dan menikmati
keindahan sunset di Pangandaran sambil mengobrol santai diselingi alunan lagu
regae dari handphone Arya. Malam menyelimuti pantai Pangandaran. Kami masih
enggan meninggalkan pesona pantai selatan ini. akhirnya kebutuhan akan asupan
makanan memaksa kami untuk berangkat pulang ke rumah Opha. Kami memutuskan
untuk berhenti di sebuah kedai bakso dan mengganjal perut disana. Selanjutnya
langsung menuju rumah Opha untuk istirahat.
Paginya, aroma wangi kopi susu
membangunkan Gue dari lelap nya tidur. 8 gelas kopi susu dan sepiring biscuit telah
tersaji di meja. Noni, adiknya Opha yang membuatkan kopi special ini untuk
kami. Mojang pasundan yang manis dengan logat Ciamisan yang khas dipadu dengan
keluguannya cukup lah membuat semua pemuda macam kami menyukainya. Terlebih
lagi Lukti walaupun terkesan malu-malu. Segera Gue bangunin yang lainnya. Pagi
di Cibenda kita habiskan dengan minum kopi dan bermain remi. Gue sama Aji bikin
rujak mangga yang kami petik dari pekarangan rumah Opha. Rencananya siang itu
kami akan berangkat lagi menuju pantai Batu hiu.
Pukul 10 pagi anak-anak udah
siap berangkat. Setelah makan, kami pun pergi ke batu hiu. Kali ini Opha nggak
ikut karena ada keperluan lain. rumah Opha yang terletak di desa cibenda, cukup
dekat dengan lokasi wisata batu hiu. Hanya sekitar sepuluh menit perjalanan,
kita sampai di batu hiu. Disana kami menghabiskan waktu dengan makan rujak dan
photo-photo. Tak terasa waktu udah menjelang siang dan kami pun kembali ke
rumah Opha untuk persiapan pulang sore harinya.
Sore itu pun kami pulang.
Setelah berpamitan sama keluarga Opha kita pun berangkat. Kita nggak langsung
pulang karena kali ini Noni minta diantar ke kosannya di tasik. Dia kuliah di
Universitas negeri di Tasik. Sebelumnya kita belanja oleh-oleh dulu di pantai
pangandaran.
keren banget kan kita?, wkwkwk
makan rujak
Kami dari: bebe Boys :D
kibarkan bendera kebanggaan
Kami tiba di tasik jam 9 malam.
setelah itu barulah kami pulang ke Bekasi. Jalur yang kami lalui melewati Garut,
sumedang, Bandung. melewati jalur lingkar nagreg, kemudian masuk tol Cipularang.
Jalanan macet total. Lukti mengantuk di jalan tol. Kami pun berinisiatif untuk
berhenti di rest area. Waktu sudah subuh ketika kita sampai di rest area km 97.
Setelah istirahat sejenak perjalanan kami lanjutkan kembali. Jalan tol masih
macet parah. Kondisinya padat perayap. Dan akhirnya kemacetan terurai setelah
memasuki wilayah kawawang. Singkat cerita tibalah kami di Bekasi ketika waktu
menunjukan pukul 11.35 WIB.
Perjalanan yang amat sangat
melelahkan namun penuh dengan pengalaman, kebahagiaan, keindahan, persahabatan,
dan petualangan. Terimakasih kawan, terimakasih sahabat ku, juga sahabat kami, mobil
sahabat petualang, Daihatsu Terios.