Jumat, 10 Agustus 2012

Selamat Jalan Pak Wahyu)


Sebenernya gue bingung harus mulai dari mana.
Langsung aja. Hari selasa malam, tanggal 7 Agustus kira-kira jam 9  temen gue Riana ngasih tau ada kabar duka. Pak wahyu, dosen FISIP Unisma, telah meninggal dunia. Mendengar kabar itu, Gue langsung lemes. Secepat itu Allah memanggil orang yang selama ini dikenal baik oleh mahasiswa  FISIP khususnya Administrasi Negara. Beliau merupakan tempat curahan hati anak-anak Himpunan Mahasiswa Administrasi Negara (HIMAWAN), jika kita sedang dalam masalah. Saran dan nasehat serta arahan beliau sangat banyak membantu dalam kemajuan organisasi kami. Beliau juga dapat dikatakan Kajur kedua di AN. Beliau selalu mendukung dan mengapresiasi kegiatan-kegiatan HIMAWAN. Bahkan yang tidak mendapatkan dukungan dari kajur kami.
Selama hidupnya ternyata beliau terus berjuang melawan penyakit yang dideritanya selama ini. seorang aktivis yang vocal semasa kuliahnya. Tak hiraukan seberapa parah penyakitnya, beliau berhasil meyelesaikan studi S2 nya di UI. Dengan ilmunya beliau tak sungkan-sungkan untuk berbagi. Dengan kecerdasannya beliau merupakan sosok yang rendah hati dan bijaksana. Seorang pribadi yang sederhana dan bersahaja.
Segera gue berkoordinasi dengan kawan-kawan FISIP untuk melayat kerumah duka. Keesokan harinya berangkatlah kami dari kampus. Kawan-kawan konvoi dengan motor sedangkan gue ikut di mobil bersama mbak Nurul, mbak wilda dan septi. Karena jenazah sudah akan dikebumikan, kita nggak sempat ke rumah duka dan langsung ke TPU. Disana gue masih sempat melihat meliau untuk yang terakhir kalinya. Gak kuasa menahan rasa duka yang mendalam saat jenazahnya dikebumikan. Gue sapu bulir air mata yang menggelayut di ujung mata.
Masih teringat jelas dalam ingatan, pertanyaan terakhir beliau beberapa waktu lalu: “adi, kapan skripsi?” gue Cuma jawab: “insya Allah secepatnya Pak”. Tapi sampai sekarang gue masih membiarkan file BAB I gue teronggok di pojokan folder skripsi gue, tak tersentuh. Mungkin udah dipenuhi jaring laba-laba.
Selama ini dari sekian banyaknya orang-orang yang menyemangati, mendukung, mendorong, memotivasi, ataupun sekedar menanyakan, gak ada satu pun yang membuat gue bergeming. Gue akan selalu nyalahin otak gue yang belum mau diajak jalan, atau bayang-bayang masa lalu yang menghambat gue.
Sekarang gak ada lagi alasan. Gue nggak mau lagi kehilangan orang-orang baik yang gue kenal sebelum gue bisa menunjukan kepada mereka kesuksesan gue. minimal kesuksesan kecil gue yang bernama ‘Skripsi’.
Selamat jalan Pak, semoga engkau dan jasa baikmu diterima disisi-Nya,   Amiin..