Senin, 03 Juni 2013

Scizophreunia


akhir-akhir ini gue ngerasa ada yang nggak beres dalam diri gue. stress berat, depresi dan yang semacamnya. setelah gue searching, ternyata ada penyakit yang ngeri banget yaitu scizophreunia. naudzubillah. ini dia penjelasannya. sekedar share dari blog tetangga. 
 A. Pengertian
Secara terminology, schizophrenia berarti skizo adalah pecah dan  frenia adalah kepribadian. Scizophrenia adalah sekelompok gangguan psikotik dengan gangguan dasar pada kepribadian, distorsi perasaan pikir, waham yang aneh, gangguan persepsi, afek yang abnormal. Meskipun demikian kesadaran yang jernih, kapasitas intelektual biasanya tidak terganggu, mengalami hendaya berat dalam menilai realitas (pekerjaan, sosial dan waktu senggang).
B. Epidemiologi
Scizophrenia terjadi pada 1% dari populasi manusia. Pada laki-laki, onset awal terjadi pada umur 20 tahun dan pada perempuan,  onset terakhir terjadi pada umur 20 tahun. Prevalensi terjadinya schizophrenia pada laki-laki dan perempuan sama. Persentase penderita schizophrenia yang meninggal akibat bunuh diri adalah 1% - 13% dan yang berusaha melakukan bunuh diri adalah 18% - 55%. Penderia schizophrenia yang tidak dapat sembuh kembali adalah 40% - 60%.
C. Patofisiologi
Patofisiologi schizophrenia dihubungkan dengan genetic dan  lingkungan. Faktor genetic dan  lingkungan saling berhubungan dalam patofisiologi terjadinya schizophrenia. Neurotransmitter yang berperan dalam patofisiologinya adalah DA, 5HT, Glutamat, peptide, norepinefrin. Pemeriksaan CT scan dan MRI pada penderita schizophrenia menunjukkan atropi lobus frontalis yang menimbulkan gejala negatif dan kelainan pada hippocampus yang menyebabkan gangguan memori.

D. Gejala
a.   Symptom positif
       Delusi, halusinasi, inkoherent, dan katatonia
b.  Symptom negatif
     Afek datar, avolition, alogia, dan anhedonia
c.  Gangguan Kognitif
     Perhatian dan memori terganggu serta terjadi gangguan abstrak
d.  Gangguan Mood
e.  Dysphoria, mencoba bunuh diri, dan hopelsness.
f.  Sosial/minat :menarik diri dr sosial/tdk ada.
g.  Sdh berlangsung 1 bln atau lebih
E. Pedoman Diagnostik Umum
         I.          Paling Kurang 1 Gejala
            1. a. Thought echo
                b. Thought insertion or withdrawal
                c. Thought broadcasting
            2. a. Delusion of control (waham dikendalikan)
                b. Delusion of influence (waham pengaruh)
                c. Delusion of passivity
                  d. Delusion of perception            
3.    Halusinasi pendengaran
     a. Suara berkomentar tentang perilakunya
     b. Suara-suara saling berbicara/berdiskusi tentang hal ihwalnya
     c. Suara lain dari salah satu bagian tubuhnya
4.    Waham menetap lain yg menurut budaya setempat dianggap tdk wajar / mustahil
    II.            Paling Kurang 2 Gejala
1. Halusinasi menetap dari panca indera apa saja, bisa disertai waham tanpa kandungan afektif yang jelas, atau ide berlebihan yang menetap atau bila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu/berbulan-bulan, terus-menerus.
2. Arus pikiran terputus atau mengalami sisipan (inkoherensi), irrelevansi atau neologisme.
3. Perilaku katatonik, yaitu gaduh gelisah, posturing, fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor.
4. Gejala negatif : apatis, bicara jarang, respon emosional yang tumpul atau tidak wajar, penarikan diri dari pergaulan    sosial, menurunnya kinerja sosial (bukan oleh depresi atau reaksi neuroleptika)
 5. Sudah berlangsung 1 bulan (di luar fase prodromal)
 6.Perubahan konsisten bermakna aspek perilaku, yaitu hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, larut dalam diri sendiri dan penarikan diri secara sosial.
F. Jenis jenis Scizophrenia
            I.     Skizofrenia Paranoid
·         Paling sering ditemukan
·         Pedoman diagnostik
a.       Pedoman diagnostik umum
b.      Halusinasi dan/atau waham harus menonjol:
§  Suara mengancam memerintah, bunyi pluit, mendengung atau tawa.
§  Pembauan/pengecap rasa. Perabaan yang bersifat seksual, jarang visual.
§  Waham hampir setiap jenis, tetapi paling khas adalah dikendalikan, dipengaruhi, passivity dan dikejar-kejar.
             II. Skizofrenia Hebefrenik
·         Onset biasa pada umur lebih muda
·         Pedoman diagnostik
a.       Pedoman diagnostik umum
b.      Diagnostik pertama kali pada usia remaja atau dewasa muda (15-25 tahun)
c.       Kepribadian premorbid ciri khas : pemalu dan senang menyendiri.
d.      Untuk diagnosis diperlukan pengamatan kontinu 2-3 bln
§  Mannerisme, cenderung menyendiri, hampa tujuan/perasaan
§  Afek dangkal dan tidik wajar, cekikikan, rasa puas diri, senyum sendiri, tawa menyeringai, dan ungkapan kata di ulang-ulang.
§  Prose pikir disorganisasi, pembicaraan tidak menentu, inkoherensi
e. Dorongan kehendak hilang, tidak ada minat, kadang ingin berbuat sesuatu tapi segera ditinggalkan, preokupasi yang dangkal dengan tema         aneh dan sulit memahami jalan pikiran.
          III.   Skizofrenia Katatonik
a.       Yang menonjol gambaran psikomotor : hipekinesis, stupor, otomatisme dan negativisme
b.      Pedoman diagnostik
·         Pedoman diagnostik umum
·         Lebih dari 1 perilaku mendominasi gambaran klinisnya
§  Stupor atau mutisme
§  Gaduh gelisah
§  Posturing (tidak wajar dan aneh)
§  Negativisme
§  Rigiditas
§  Fleksibilitas cerea
§  Gejala lain : command automatism, verbigerasi, ekolali dan ekopraksi
          IV.        Skizofrenia Simpleks
a.       Sulit dibuat
b.      Pedoman diagnostik
  Gejala kronik progresif dari :
·         Gejala negatif skizofrenia  residual tanpa didahului gejala positif
·         Perubahan perilaku pribadi, hilang minat, tidak berbuat sesuatu, tanpa tujuan hidup dan penarikan diri secara social.

G. Differential Diagnosis
  1. Gangguan skizoafektif
  2. Drug abuse
  3. Gangguan afektif mayor
  4. Halusinasi alkoholik kronis
H. Penatalaksanaan
  1. Pharmacotherapy
       Antipsikotik baik typical maupun atipical
b. Dukungan keluarga
c. Psikoterapi
I. Prognosis
Perawatan pertama 5-10 tahun 10-20% baik dan >50% buruk

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Sinopsis Psikiatri. Jakarta
Dorland, W.A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran (EGC)
Price, Wilson. 2006. Patofisiologi. Jakarta: EGC
Siregar,Harris,dkk.. 1995. Neurofisiologi. Jakarta : Bagian Fisiologi FK Unhas.
 

Minggu, 02 Juni 2013

Dampak Negatif Pabrik Semen (Part 2)

Dampak Lingkungan Dan Sosial Dari Pabrik Semen

Berdasarkan bahan baku dan bahan bakar yang digunakannya serta proses produksi yang dilaluinya, maka semen mempunyai dampak penting untuk komponen-komponen lingkungan seperti diuraikan di bawah ini :

a) LAHAN; dampak yang bersifat merugikan adalah :
Penurunan kualitas dari segi kesuburan tanah akibat penambangan tanah liat.
Perubahan dari segi tata guna tanah akibat kegiatan penebangan dan penyerapan lahan serta pembangunan fasilitas lainnya. Perubahan ini dari segi waktu akan meluas ke arah menurunnya kapasitas penampungan air yang pada akhirnya akan berpengaruh juga terhadap kuantitas air sungai. Sedangkan dari segi ruang akan mempengaruhi keseimbangan atau keselarasan lingkungan setempat.

b) AIR; dampak yang bersifat merugikan adalah :
Kualitas air bertambah buruk akibat limbah cair dari pabrik dalam bentuk minyak dan sisa air dari kegiatan penambangan, yang menimbulkan lahan kritis yang mudah terkena erosi, yang akan mengakibatkan pendangkalan dasar sungai, yang pada akhirnya akan menimbulkan masalah banjir pada musim hujan.
Kuantitas air atau debit air menjadi berkurang karena hilangnya vegetasi pada suatu lahan akan mengakibatkan penyerapan air hujan oleh tanah di tempat itu menjadi berkurang, sehingga persediaan air tanah menjadi menipis, akibatnya persediaan ait tanah menjadi makin sedikit. Akibat lanjutan adalah sungai menjadi kering pada musim kemarau dan sebaliknya sungai akan banjir (debit air menjadi sangat tinggi) karena tanah tidak mampu lagi menyerap air yang mengalir terlalu cepat.

3. UDARA; dampak yang bersifat merugikan adalah :
a) Debu yang dihasilkan oleh kegiatan pabrik terdiri dari :
Debu yang dihasilkan pada waktu pengadaan bahan baku dan selama proses pembakaran,
Debu yang dihasilkan selama pengangkutan bahan baku ke pabrik dan bahan jadi ke luar pabrik, termasuk pengantongannya.

b) Debu yang secara visual terlihat di kawasan pabrik dalam bentuk kabut dan kepulan debu tersebut, dapat menimbulkan pencemaran udara yang sangat mengganggu, antara lain dapat mengakibatkan naiknya temperatur udara di sekitar pabrik, bahkan dapat menimbulkan penyakit.
c) Gas yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar minyak bumi dan batu bara, berupa gas CO, CO2 dan SO2 yang mengandung hidrokarbon dan belerang.

d) Kebisingan yang terdiri dari tiga jenis sumber bunyi :
Mesin-mesin yang digunakan dalam pabrik,
Alat-alat besar seperti traktor yang dipakai pada waktu pengambilan bahan baku,
Dentuman dinamit yang digunakan pada waktu pengambilan kapur.
e) Berkurangnya keanekaragaman flora, berubahnya pola vegetasi dan jenis endemik, berubahnya pembentukkan klorofil dan proses fotosintesa.
f) Berkurangnya keanekaragaman fauna (burung, hewan tanah dan hewan langka). Berubahnya habitat air dan habitat tanah tempat hidup hewan-hewan tersebut.
Sedangkan dampak negatif yang diakibatkan semen terhadap lingkungan sosial atau kehidupan masyarakat adalah sebagai berikut :
Status gizi kadar hemoglobin darah dimana semakin rendah status gizi seseorang, semakin rendah kadar hemoglobin darahnya.
Dampak lingkungan terhadap pola penyakit, khususnya penyakit saluran pernafasan, seperti bronchitis, pharingtis dan tbc paru serta silicosis (pneumocosis), penyakit saluran pencernaan dan gangguan pada kulit.

Morbidity rate (angka kesakitan) dari penyakit-penyakit tertentu untuk dapat menggambarkan besarnya dari dampak penyakit-penyakit tersebut di atas terhadap kesehatan. Beberapa penyakit yang diperkirakan akan meningkat intensitasnya antara lain penyakit yang saluran nafas, penyakit yang berhubungan dengan gangguan kejiwaan (psycho-social) dan penyakit lainnya yang berhubungan dengan kondisi lingkungan yang kurang sehat.
Penyakit gangguan kejiwaan (psiko-sosial) adalah penyakit yang bukan disebabkan oleh adanya sebab-sebab fisik, tetapi penyakit yang disebabkan oleh gangguan kejiwaan yang sulit diterangkan secara fisis maupun biologis, misalnya sakit kepala yang tidak jelas penyebabnya, nyeri ulu hati, gelisah, sulit tidur, berdebar-debar (yang dalam istilah kedokteran dinamakan gastritis, cephagia, neurosis anxiety).

Penyakit akibat kecelakaan kerja.
Penyakit-penyakit lain yang disebabkan oleh rendahnya mutu lingkungan, seperti penyakit perut (diarhea), demam berdarah, malaria kulit dan sebagainya.
Seperti telah dikemukakan di atas, ternyata semen memang menimbulkan dampak yang kurang menguntungkan bagi linkungan. Sayang sekali tidak ada informasi tentang berapa besarnya (magnitude) dampak-dampak negatif ini (khususnya dalam kasus Indonesia), Padahal hal ini sangat penting untuk menjadi alasan bahwa semen memang harus dikenai cukai, karena dampak-dampak negatif tersebut seringkali “berada di atas nilai ambang batas yang wajar.” 
sumber:  http://gamurang.blogspot.com/2010/10/dampak-lingkungan-dan-sosial-dari.html