Jerit tangis bayi yang baru lahir memecah siang itu seiring dengan deru suara heliopter yang melintas diatas rumah sang nenek tempat bayi itu dilahirkan. di sebuah desa terpencil yang asri, damai dan tenteram dengan segala karunia tuhan yang berlimpah bernama Bayah. kemudian bayi itu diberi nama Adi, sama seperti nama pilot helikopter yang mendarat di sebuah lapangan bola dekat rumah nenek sang bayi dihari kelahirannya.
Adi terlahir sebagai anak kedua dari orang tuanya. kakak perempuannya, Wulan, satu tahun lebih tua darinya. Adi kecil yang periang dan menggemaskan belajar dengan cepat, perkembangannya lebih cepat dari bayi-bayi laiinya. disaat bayi lain baru bisa tengkurap, Adi sudah tidak sabar untuk bisa duduk seperti bundanya. pada waktu sang ibu hendak mengajari Adi untuk duduk, Adi sudah langsung bisa merangkak, menghampiri mainannya. sang ibu pun kaget, "ini bukan waktunya Adi bisa merangkak" pikirnya. tapi itulah Adi.
setelah Adi bisa berbicara, dia senang sekali bertanya pada ibunya tentang semua benda atau apa saja yang diliatnya. hebatnya hanya dengan satu kali penjelasan dari sang bunda dia akan ingat manakala suatu waktu ibunya balik bertanya kepadanya. pelajaran dari sang ibu yang sangat dihafalnya ialah tentang tumbuh-tumbuhan yang tumbuh di pekarangan rumahnya.
jika ditanya tentang cita-citanya nanti, Adi akan menjawab dengan tegsnya: "Adi mau jadi Pilot!!".
Bersambung...
Bersambung...